BANDUNG – Pemaksaan pembuat tato di Asia Afrika kepada Wisatawan yang berkunjung ke kawasan tersebut, kembali terjadi.
Menurut salahsatu Korban dari aksi pembuat tato tersebut, Wulan Dwi Chantika (16) mengatakan, kejadian itu tepat pada hari Senin (3/1) kemarin.
Ia menceritakan, pada saat itu dirinya sedang mengunjungi kawasan Asia Afrika untuk sekedar bermain.
Pada saat itu, dirinya langsung ditawari oleh pedagang tato pinggir jalan untuk menggunakan jasanya dengan bayaran Rp. 3.000 per Centi meter(CM)
Merasa tertarik, kata dia, dirinya pun langsung berminat memakai jasa tato tersebut. Akan tetapi, setelah selesai di tato, ia justru dikenakan biaya hingga Rp1 juta.
“Saya di tato temporary, di situ saya sama teman saya. Dia (tukang tato) bilang penjelasannya Rp3.000 per cm,” kata ucapanya saat dihubungi, Rabu (5/1).
“Kirain ekspetasi saya enggak akan sampai Rp1 juta kaya gini, masa tato jelek dua hari luntur juga harga hampir Rp1 juta,” tambahnya
Wulan juga menambahkan, pada saat itu dirinya hanya mengantongi uang sebesar Rp. 100.000. Sehingga, ia pun kebingungan dan sempat menawarkan memberikan gadget-nya untuk jaminan pengganti pembayaran tato.
“Di situ saya bingung saya cuma pegang Rp100 ribu dan ada handpone saya sama teman saya. Biar saya bisa pulang, tapi katanya enggak bisa jadi jaminan, di situ saya ditahan enggak boleh pulang sampai satu jam lebih dan saya bingung banget,” ungkapnya
Akhirnya, dia pun secara diam-diam menelepon orangtuanya untuk menjemput dirinya bersama temannya yang sempat ditahan oleh pedagang tato tersebut.
Akan tetapi, lanjut Wulan ketika ayahnya datang untuk menjemput dirinya bersama temannya, malah mendapatkan tindakan tidak mengenakan dari pembuat tato asia afrika tersebut dengan cara mengeroyok ayahnya.
“Saya diam-diam dan nelpon ayah saya. Terus ayah saya datang ke TKP sama temannya karena emang anak-anak tukang tato itu banyakan dan nyolot,” ucapnya
“Dan di situ ayah saya dipukulin pakai helm dan pake barang juga sama anak-anak tato itu, sampai kepala ayah saya bocor, benjol hingga keluar darah di kuping sama hidung, kurang lebih sama 20 orang, sampai tidak bisa apa,” imbuhnya