SUMEDANG – Pengerjaan proyek Tol Cisumdawu timbulkan dampak serius terhadap lingkungan serta pemukiman warga.
Desa Cileles, yang merupakan salah satu daerah dengan lokasi dataran tinggi di Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang sebelumnya yang tak pernah mengalami musibah banjir itu, justru sekarang lebih mengkhawatirkan adanya bencana longsor, mengingat wilayahnya yang berada di dataran tinggi..
Oleh karena itu, Anggota DPD RI Dapil Provinsi Jawa Barat, Eni Sumarni mempertanyakan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) pada proyek Tol Cisumdawu.
“Ini kan ada AMDALnya, harusnya sudah terjawab. Ini banyak penderitaan, Cileunyi jadi tenggelam kemudian Dangdeur (Rancaekek) terus Jatinangor,” kata Eni di Cimanggung, Sumedang, Rabu (29/12).
“Kemana ini AMDALnya? Yang harus dipertanyakan kemana AMDALnya. Harus diusut sampai tuntas, bagaimana cara menggunakan AMDALnya,” tambahnya.
Eni menuturkan, selain persoalan AMDAL yang harus diperhatikan mengenai timbulnya dampak proyek Tol Cisumdawu terhadap lingkungan dan pemukiman warga, saluran drainase sebagai jalur air harus dibentuk dengan benar.
“Ini karena memotong jalur air, sebaiknya tetap diadakan terowongan untuk air, jangan sampai air tersumbat,” kata Eni.
Menurutnya, apabila saluran drainase dibangun secara asal, maka dampaknya cukup besar terhadap lingkungan dan bisa berkepanjangan.
“Kalau sampai tersumbat pastinya satu sisi kehilangan (tidak teraliri air) satu sisi melimpah (meluapnya air). Nah ini yang harus dipikirkan. Drainase harus diperhatikan sekali dari kontur awalnya. Apalagi kalau sumber air ketika musim hujan sudah tidak terkendali lagi,” tutup Eni. (mg5/ran)