LUMAJANG – Untuk memastikan penanganan darurat pasca erupsinya Gunung Semeru pada Sabtu (4/12) sore, berjalan optimal, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto bertolak langsung ke Kabupaten Lumajang di Jawa Timur Minggu (5/12) ini.
“Kami datang untuk memastikan tahap-tahap penanganan darurat, khususnya penanganan pengungsi ini bisa berjalan secara tepat dan cepat. Dan tentunya, kebutuhan dasar dari pengungsi ini akan kami yakinkan untuk dapat terfasilitiasi secara optimal,” kata Suharyanto dalam keterangannya, Minggu (5/12).
Suharyanto mengaku kedatangannya dan jajaran BNPB ke Lumajang atas petunjuk dan arahan langsung dari Presiden Joko Widodo. Agar penanganan kedaruratan berjalan optimal sesuai dengan SOP, termasuk penanganan terhadap pengungsi, jangan sampai ada yang terlewatkan.
Sebelumnya, kata Suharyanto, BNPB telah mengirimkan tim reaksi cepat ke Lumajang. Tim tersebut diturunkan untuk membantu memberikan pendampingan pada BPBD Kabupaten Lumajang dan Jawa Timur, serta menyalurkan bantuan logistik. Seperti selimut, makanan siap saji, terpal, tenda darurat dan logistik dasar lainnya.
Berdasar data sementara yang dihimpun Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) BNPB pada Sabtu (4/12) kemarin, bencana awan panas guguran Gunung Semeru telah berdampak di enam desa. Keenam desa itu tersebar di dua kecamatan Kabupaten Lumajang. Sebaran abu vulkanik telah berdampak di 11 desa maupun kelurahan di sembilan kecamatan.
Sementara data mengenai korban dari awan panas guguran Gunung Semeru, telah menyebabkan satu orang warga meninggal dunia. Korban lain adalah 2 orang hilang, 8-10 orang masih terjebak. 70 orang dilarikan ke puskesmas dan 300 KK mengungsi ke lokasi yang lebih aman.
“Sementara itu, kerusakan dan kerugian materil masih dalam proses pendataan lebih lanjut,” pungkas Suharyanto. (JP)