Mengembangkan Intellectual Property Lewat Film “Nussa”

JAKARTA – Mengembangkan Intellectual Property (IP), yang nantinya bisa dikembangkan menjadi berbagai bentuk termasuk animasi, serupa seperti mendirikan perusahaan rintisan, mencari solusi dari permasalahan masyarakat.

“Bagaimana caranya membuat produk yang bisa menjawab masalah yang ada di masyarakat,” kata sutradara film animasi “Nussa”, Bony Wirasmono, dalam bincang-bincang virtual di acara Animakini 2021, Sabtu (20/11)

Bony mencontohkan perusahaan “ride hailing” yang menawarkan solusi atas permasalahan masyarakat yang butuh transportasi namun enggan pergi ke pangkalan ojek serta terlibat dalam tawar menawar ongkos. Hal yang sama juga dia terapkan dalam pembuatan animasi “Nussa” yang menyabet penghargaan Film Animasi Panjang Terbaik di Festival Film Indonesia 2021.

“Nussa” diharapkan menjawab solusi dari keresahan orangtua yang khawatir anak-anaknya mengonsumsi tontonan kurang edukatif di platform streaming. Di sisi lain, gawai sudah menjadi bagian dari kehidupan sebagian anak-anak di Indonesia.

“Kami membuat ‘Nussa’ dengan tujuan membuat konten edukatif dan berisi nilai positif untuk anak.”

Dia mengajak para calon animator yang ingin mengembangkan IP untuk memikirkan hal tersebut sebagai basis dalam berkarya.

Kiat lainnya dari Bony adalah terus menghargai dan menikmati segala proses meski terasa sangat sulit.

“Lalui dulu alurnya, nikmati segala keringat, air mata atau mungkin darah yang bercucuran,” ujar Bony.

Sebab, setiap proses adalah bagian dari perjuangan dan perjalanan panjang yang membuat setiap seniman jadi lebih kuat dan berpengalaman. Sebagai industri yang tergolong baru di Indonesia, dia mengajak semua orang yang terlihat untuk maju bersama dalam menghadapi setiap tantangan.

“Kita bisa kuat ketika jalan bareng-bareng, ketika ada badai pun bisa maju terus karena kita bersama,” tutup dia.

“Nussa” dirilis pada 14 Oktober 2021 dan tayang perdana di 25th Bucheon International Fantastic Film Festival (BIFAN), yang diselenggarakan setiap tahun di Bucheon, provinsi Gyeonggi, Korea Selatan.

Film ini juga meraih penghargaan Pencipta Lagu Anak-Anak Terbaik AMI Awards lewat lagu tema “Kejutanku”. yang dibuat oleh Ifa Fachir dan Simhala Avadana. “Kejutanku” dinyanyikan oleh aktor dan aktris cilik pengisi suara di animasi tersebut, Muzzaki Ramdhan (Nussa), Ocean Fajar (Rarra), Malka (Abdul) dan Widuri Puteri (Syifa). (antara-red)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan