Mengelola Transformasi Papua: Belajar dari Masa Lalu, Menatap Masa Depan

Ketika meletakkan batu pertama pembangunan stadion utama pada 9 Mei 2015, Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa proyek pembangunan venue PON di Papua ini memiliki arti yang sangat penting. Bukan saja keolahragaan Papua, tapi juga Indonesia. Pembangunan Papua bukannya fisiknya saja, tapi jiwa raganya juga harus dibangun. Dengan penunjukan Papua sebagai tuan rumah PON, maka bisa menjadi awal kebangkitan olahraga nasional Indonesia, khususnya di wilayah Timur” (9 Mei 2015).

Selanjutnya, 6 tahun kemudian, ketika di Pembukaan PON XX Tahun 2021 pada 2 Oktober 2021, Presiden Joko Widodo menegaskan kembali pentingnya PON bagi persatuan dan kesatuan bangsa. Presiden menegaskan, “PON ini juga memiliki makna besar bagi seluruh masyarakat Indonesia, PON ini adalah panggung persatuan, panggung kebersamaan, PON ini adalah panggung kesetaraan dan panggung keadilan, untuk maju bersama, sejahtera bersama dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia” (2 Oktober 2021).

Menatap Masa Depan

Saat ini Pemerintah mengajak semua komponen masyarakat Papua untuk melukis wajah Papua untuk 20 tahun ke depan, tahun 2022 – 2041. Langkah mendasar yang didorong Pemerintah di pertengahan tahun 2021 ini adalah perubahan kedua UU Nomor 21 Tahun 2001 menjadi UU Nomor 2 Tahun 2021 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua.

Dalam UU Nomor 2 Tahun 2021 ini, Pemerintah mendorong pola pengangkatan orang asli Papua di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten/Kota, menaikkan alokasi dana Otsus dari 2 persen menjadi 2,25 persen dari Dana Alokasi Umum (DAU) Nasional, serta mendorong hadirnya Rencana Induk Percepatan Pembangunan Papua tahun 2022 – 2041 yang dikoordinasikan oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, dan Rencana Induk ini akan ditetapkan oleh Peraturan Presiden pada Februari 2022.

Saat ini momen yang tepat untuk kita bersama untuk merumuskan semangat baru, paradigma baru, desain baru untuk lompatan pembangunan di Tanah Papua. Kehadiran Rencana Induk ini menjadi platform bersama untuk mewujudkan transformasi Papua menuju Papua Maju, Papua Mandiri, dan Papua Sejahtera dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Kembali ke pernyataan Presiden Soekarno, dalam buku Di Bawah Bendera Revolusi, “Hajo kita bangun Irian Barat bersama-sama, hajo kita bertjantjut-taliwanda bersama-sama membuat Irian Barat itu satu zamrud jang indah dalam Sabuk Indonesia jang melingkari Chatulistiwa ini!  Indonesia, die zich daar slinger tom den evenaar al seen gordel van smaragd (1965:547).

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan