Sekarang bergeser ke tiga gubernur, kita bahas secara sekaligus. Dalam pandangan penulis dari ke tiga gubernur, kinerja Anies masih di bawah Ganjar Pranowo dan Ridwan Kamil. Apa indikatornya? Ada dua hal, yang pertama terpilihnya Anies dalam pilgub Jakarta 2017 tidak terlepas dari kasus SARA yang melibatkan gubernur Jakarta (petahana) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Boleh jadi kalau tidak tersandung kasus sensitif waktu itu, Anies susah mengalahkan Ahok. Jadi kalau di dunia tinju ada istilah “lucky blow” atau pukulan keberuntungan, maka saat itu Ahok yang kena pukul Anies yang beruntung.
Kedua, diakui atau tidak saat ini Anies adalah salah satu sosok kontroversial di dunia medsos. Sayangnya kontroversi lebih banyak yang bersifat miring alias negatif, tentunya dibanding Ganjar dan Emil. Apa artinya itu? Berarti masyarakat menilai kinerja Ganjar dan Emil lebih moncer daripada Anies.
Dengan kondisi di atas maka boleh dikata “rapor” Ganjar dan Emil masih fity fifty. Uniknya lagi mereka mempunyai bekal dari dunia birokrasi lewat “jalur yang berbeda”. Jika Ganjar merupakan Gubernur Jawa Tengah dua periode, maka jalur Emil mirip jalur Jokowi, yakni pernah menjabat sebagai walikota dan gubernur. Apakah Emil bisa menduplikasi secara sempurna prestasi Jokowi jadi Presiden RI pada 2024? Kita tunggu saja.
Dalam polling bursa presiden, Emil lebih banyak menduduki peringkat di bawah ketiga kandidat lainnya. Namun penulis melihat bahwa bukan berarti peluang Emil untuk masuk istana otomatis juga terkecil, mengapa? Karena dua hal, yang pertama provinsi Jawa Barat merupakan wilayah dengan penduduk terbanyak di Indonesia. Secara teoritis maka masyarakat Jawa Barat yang bakal ikut nyoblos juga merupakan yang terbanyak di Indonesia. Ini tentu berpotensi jadi “ATM suara” bagi Emil, tinggal bagaimana tim sukses Emil memanfaatkannya
Kedua, dalam polling bisa dipastikan angka terbesar adalah mereka yang belum menentukan pilihan, dan ini bisa mencapai lebih dari 50% responden survey. Kemana suara yang 50% ini masih belum bisa dipastikan. Umumnya semakin mendekati hari H pilpres angka ini mengecil dan terbagi ke semua kandidat. Dan terbaginya tentu tidak secara merata melainkan tergantung pada banyak faktor. Salah satu faktor adalah bagaimana kinerja sang capres.