JAKARTA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Arifin Tasrif mengungkapkan, Indonesia telah menyiapkan peta jalan transisi energi periode 2021 hingga 2060 untuk mencapai target emisi nol bersih atau net zero emission.
“Indonesia berkomitmen untuk mengatasi isu-isu terkait akses energi, teknologi cerdas dan bersih, dan pembiayaan di sektor energi,” kata Arifin dalam sambutannya di acara “Road to COP26 Indonesian Pathway for Net Zero Emission – Energy Transition” pada Kamis (21/10).
Hal tersebut, lanjut Arifin, dilakukan sebagai langkah mendukung pencapaian target Paris Agreement, yaitu penurunan emisi Gas Rumah Kaca sesuai dengan Nationally Determined Contributions pada 2030 sebesar 29 persen dengan kemampuan sendiri dan 41 persen dengan dukungan Internasional.
Adapun strategi-strategi utama yang akan dilakukan antara lain, pengembangan energi baru terbarukan secara masif dan retirement PLT Fosil secara bertahap sesuai dengan umur pembangkit atau bisa lebih cepat dengan mekanisme yang tepat.
Selain itu, pemerintah juga akan mengoptimalkan pemanfaatan energy storage seperti pump storage, Battery Energy, Storage System (BESS), dan hydrogen fuel cell secara bertahap mulai 2031.
Opsi penggunaan nuklir juga direncanakan akan dimulai tahun 2045, dengan kapasitas hingga mencapai 35 GW pada 2060.
Pemerintah juga akan meningkatkan keandalan jaringan dengan membangun konektivitas baik dalam maupun antar-pulau serta mengembangkan implementasi smart grid dan smart meter.
Terakhir, Arifin mengatakan pemerintah akan melakukan transformasi melalui substitusi penggunaan energi melalui intensifikasi kompor listrik dan pembangunan Jaringan Gas Rumah Tangga.
“Kami juga mendorong penggunaan kendaraan listrik dengan target menghentikan penjualan motor konvensional di tahun 2040 dan mobil konvensional di tahun 2050, serta penyediaan transportasi umum yang lebih masif,” katanya.
Arifin menekankan konsumen energi dari sektor komersial dan industri sebagai konsumen energi terbesar memiliki peran yang sangat penting dalam transisi energi Indonesia.
Komitmen dari para perusahaan tersebut, lanjutnya, merupakan kesempatan besar bagi pemerintah untuk berkolaborasi dalam transisi energi terbarukan.
“Kementerian ESDM akan mendorong terwujudnya kolaborasi-kolaborasi inovatif dengan kalangan perusahaan yang dapat mengakselerasi transisi energi,” ujarnya.
Ia mengatakan pihaknya berharap kerja sama seluruh pemangku kepentingan dapat terus diperkuat untuk membangun solusi-solusi kebijakan, model bisnis, dan keuangan yang dapat menciptakan iklim pendanaan dan investasi yang lebih kondusif.