Begini Langkah Tim Mitigasi IDI Antisipasi Gelombang Ketiga Covid-19

JAKARTA – Tim Mitigasi IDI (Ikatan Dokter Indonesia) menyiapkan sejumlah langkah antisipasi guna mencegah terjadinya gelombang ketiga Covid-19 yang diprediksi bisa terjadi pada akhir tahun, antara lain dengan menggencarkan protokol kesehatan serta berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk menuntaskan program vaksinasi.

Ketua Pelaksana Harian Tim Mitigasi IDI dr. Mahesa Paranadipa Maikel, MH menjelaskan prediksi gelombang ketiga Covid-19 terjadi pada akhir tahun karena terdapat libur Natal dan perayaan tahun baru, di mana banyak orang kemungkinan akan berkumpul bersama keluarga.

“Ini bukan prediksi dari Tim Mitigasi IDI tapi dari banyak pakar epidemiologi. Faktornya apa kita belum bisa memprediksi, varian baru atau varian delta penularannya seperti apa,” kata dr. Mahesa dalam Media Briefing Tim Mitigasi IDI.

Seperti diketahui, gelombang pertama Covid-19 terjadi pada akhir Januari dan awal Februari 2021 setelah pergantian tahun. Lalu gelombang kedua datang pada bulan Juni hingga Juli 2021 yang menyebabkan rumah sakit dan tenaga kesehatan kewalahan.

Dia mengatakan, hal yang paling penting untuk mencegah terjadinya gelombang ketiga adalah dengan tetap mematuhi protokol kesehatan secara disiplin dan konsisten meski sudah divaksinasi.

“Yang terpenting adalah cakupan vaksinasi. Jika melihat angka suntikan kedua yang sudah mencapai 27,84 persen dan suntikan pertama 48,44 persen. Kita berharap bisa mencapai 70-80 persen. Ini angka secara nasional,” ujar dr. Mahesa.

“Kami berharap jangan sampai terjadi gelombang ketiga, gelombang kedua adalah episode traumatis, kita enggak mau terjadi lagi,” lanjutnya.

Sementara itu, Ketua IDI Bekasi Dr. dr. Ellya Niken Prastiwi, MKM, MARS mengatakan bahwa pihaknya selalu bersinergi dengan pemerintah Kota Bekasi dalam hal penanganan dan penanggulangan Covid-19. Hal tersebut sudah dilakukan sejak gelombang pertama dan kedua.

“Kami selalu menjadi bagian dari program-program yang telah ditetapkan oleh pemerintah Kota Bekasi. Alhamdullilah dukungan seperti fasilitas hazmat, pemeriksaan PCR dan beberapa rumah sakit cukup membantu bahkan Pemerintah Kota Bekasi meminta rumah sakit di daerahnya untk lebih all out, jadi saya rasa bisa copy paste untuk menghadapi gelombang ketiga,” jelas dr. Niken.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan