DEPOK – Fenomena penebangan pohon belakangan marak terjadi di Kota Depok. Hal itu dipicu rasa ketakutan warga usai menyaksikan sejumlah rumah rusak karena tertimpa ranting dan dahan pohon akibat hujan deras disertai angin kencang.
Melihat hal itu, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Depok akhirnya melancarkan sosialisasi tentang bahaya menebang pohon secara berlebihan tanpa disertai alasan yang dapat diterima akal sehat.
“Tindakan (menebang pohon sembarangan) tersebut diduga karena panik dan takut akibat banyak pohon di sekitar rumah, jalan dan ruang terbuka hijau yang tumbang karena diterpa angin kencang dan juga hujan deras baru-baru ini,” kata Kepala Bidang Tata Lingkungan dan Konservasi, DLHK Kota Depok Indra Kusuma, Rabu (6/10).
Dia lalu mengajak warga agar menghentikan aksi tersebut karena jika diteruskan bakal menimbulkan masalah baru yang jauh lebih parah. Menurutnya, jika warga masih dihantui trauma akibat kejadian baru-baru ini di Depok, cukup dengan merampingkan ranting atau dahan pohonnya.
“Jadi, tidak sampai harus menebang pohonnya. Sebab, pohon adalah produsen oksigen. Jika pohon-pohon ditebang, otomatis suplai oksigen akan berkurang. Padahal, oksigen merupakan sumber kehidupan. Kita masih bisa bernapas ini karena suplai oksigen masih tersedia. Apalagi sekarang di masa pandemi, oksigen adalah hal paling mahal yang harus dijaga ketersediaannya,” jelas Indra.
Sembari melakukan sosialisasi, pihaknya juga melakukan pendataan terhadap pohon-pohon yang masih tersisa. Tujuan pendataan ini tak lain untuk mengetahui kondisi pohon yang ada. Dalam kegiatan pendataan ini, kata dia, banyak pihak yang dilibatkan.
“Untuk pendataan sendiri ditargetkan selama satu bulan. Sekarang berjalan sudah hampir seminggu. Selain itu, sebanyak 150 petugas taman yang dilibatkan dalam kegiatan pendataan ini,” tandasnya. (Mg2/wan)