JAKARTA – Kepala Staf Sains Pfizer, Mikael Dolsten menyatakan, bahwa uji klinis obat untuk pencegahan keparahan terpapar Covid-19 telah memasuki tahap menengah hingga akhir.
Sejumlah perusahaan saat ini berupaya untuk memproduksi obat antivirus yang meniru kerja obat Tamiflu untuk virus influenza. Obat-obatan itu diharapkan bisa mencegah penyakit berkembang ke tahap yang lebih parah.
Pfizer mulai mengembangkan obat yang diberi nama PF-07321332 pada Maret 2020. Obat itu diuji dengan kombinasi dengan ritonavir yang biasa digunakan untuk pengobatan virus HIV.
“Kami percaya untuk mengatasi virus akan membutuhkan penanganan efektif bagi orang yang tertular atau telah terpapar virus, melengkapi dampak yang dimiliki vaksin,” kata Dolsten dikutip dari AFP, Selasa (28/9).
Dolsten menuturkan, uji coba klinis itu akan melibatkan 2.660 orang dewasa pada sejumlah tanda pertama infeksi Covid-19 atau ketika awal terpapar.
“Para peserta uji klinis secara acak akan menerima obat PF-07321332 dan ritonavir atau placebo dua kali sehari selama 10 hari,” ujarnya.
“Tujuannya untuk menaksir keamanan dan kemanjuran obat yang tengah diteliti untuk mencegah infeksi SARS-CoV-2 dan gejalanya pada hari ke-14,” sambungnya.
Sejumlah perusahaan obat juga tengah melakukan obat melawan Covid-19 dalam bentuk pil yang bisa diminum. Namun, Pfizer disebut yang secara spesifik merancang obat untuk melawan virus Corona.
Rancangan itu dikenal sebagai “inhibitor protease” dan telah ditunjukkan di uji lab untuk menghambat bagian dari virus yang bisa memperbanyak diri.
Apabila terbukti berhasil, obat itu kemungkinan hanya bisa dikonsumsi untuk tahap awal infeksi pada pasien Covid-19.
(fin.co.id)