Tips Bagi Orang Tua Sebelum Melepas Anak Belajar Tatap Muka

3. Siapkan masker tambahan untuk anak

“Mungkin saat mereka bermain dan berlari-lari maskernya suka lepas atau tertinggal dan lupa. Orangtua bisa menyiapkan masker tambahan buat mereka untuk ganti di sekolah,” kata Nastasya.

Sebagian sekolah menerapkan kebijakan PTM dengan durasi waktu 2 sampai 3 jam saja, namun ada sebagian sekolah lagi yang menerapkan waktu PTM lebih lama sehingga masker tidak akan efektif mencegah virus Covid-19 apabila dikenakan secara terus-menerus.

“Apalagi anak-anak lebih banyak aktivitas bermain, jadi lebih cepat kotor. Maka siapkanlah masker untuk mereka ganti di sekolah,” ujarnya.

4. Siapkan kondisi fisik maupun mental anak

“Terakhir, persiapkanlah anak secara fisik maupun mental sehingga nanti mereka bisa mengikuti pelajaran sekolah dengan baik dan semaksimal mungkin meski dalam waktu yang singkat,” tutur Nastasya.

Terkait kesehatan fisik, ia juga menekankan agar orangtua selalu memastikan dan menjaga imunitas anak di masa pandemi dengan memberikan komposisi makanan yang bernutrisi dan jika diperlukan dapat memberikan suplementasi vitamin, seperti vitamin D dan C.

“Jika anak sudah cukup makan buah dan sayur serta komposisi makanannya sudah seimbang, suplemen vitamin C tidak diberikan pun tidak apa-apa, mungkin bisa ditambahkan vitamin D saja,” ujarnya.

Pada saat ini, vaksin Covid-19 baru tersedia untuk kelompok usia lebih dari 12 tahun sementara kelompok usia 6 sampai 11 tahun belum tersedia. Meski demikian, Nastasya mengingatkan orang tua tetap perlu memastikan kelengkapan imunisasi-imunisasi lainnya.

Untuk kesehatan mental, Nastasya mengatakan “happy hormon” yang dimiliki manusia dapat merangsang imunitas tubuh sehingga menjadi penting untuk menjaga kestabilan emosi dan melakukan me time untuk melepas stres, terutama untuk para orangtua yang mengasuh anak setiap saat dan emosi tersebut dapat mempengaruhi kondisi mental anak.

“Maka penting sekali untuk mengecek gelas emosi. Kalau saya mengibaratkan setiap orang punya gelas emosi yang perlu diisi agar dia tetap stabil, jangan sampai dia terlalu penuh atau jangan sampai dia kosong karena itu akan mengakibatkan emosi kita jadi berantakan,” pungkas Natasya.

(Antaranews)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan