Strategi Bela Negara untuk Menyiapkan Generasi Berkualitas di Era Society 5.0

Terdapat tiga faktor yang saling berkaitan di dalam strategi ini: kekuatan siber bangsa; lapisan akhir generasi X (kelahiran 1965 – 1980), generasi Y (kelahiran 1981 – 1995) dan generasi Z (kelahiran 1996 – 2010) yang merupakan generasi pemimpin bangsa dalam periode 2021 – 2045; dan implementasi adaptif dari Pancasila sebagai working ideology bangsa (pusat kekuatan, kultur strategis, dan cara hidup bangsa) yang termaknai dan terimplementasikan secara membumi dalam kehidupan sehari-hari dari seluruh komponen masyarakat Indonesia.

1. Kekuatan Siber Bangsa.

Era society 5.0 adalah sebuah era digital dimana manusia akan hidup berdampingan dengan teknologi di hampir seluruh aspek kehidupan sehari-hari dan dimana teknologi siber (termasuk Artificial Intelligence) menjadi tulang punggung dari seluruh sektor strategis yang menguasai hajat hidup orang banyak di suatu negara. Oleh karena itu, secara geopolitik salah satu upaya strategis yang harus dilakukan pada era digital adalah dengan membangun, menggunakan, dan mengamankan domain siber sebagai domain strategis kelima setelah domain darat, laut, udara, dan luar angkasa dalam upaya kita sebagai suatu bangsa untuk mempertahankan dan memperjuangkan kepentingan nasional di tingkat regional dan global. Untuk saat ini dan juga di masa mendatang, bangsa yang akan unggul dan berdaya saing di tingkat dunia adalah bangsa yang dapat membangun, menggunakan, dan mengamankan domain siber dari seluruh spektrum ancaman siber yang bersifat teknis dan sosial demi mewujudkan keamanan nasional, memajukan kesejahteraan umum, serta menjaga stabilitas dan perdamaian dunia sebagaimana juga diamanatkan di dalam UUD 1945.

Domain atau ruang siber terdiri dari tiga lapisan dimana esensi bela negara harus hadir di dalam keseluruhan lapisan tersebut.

Lapisan pertama adalah lapisan fisik yang terdiri dari dua komponen utama: komponen geografis dan komponen jaringan fisik. Komponen geografis terkait dengan lokasi fisik/letak geografis dari komponen jaringan fisik yang terdiri dari dua sub komponen: perangkat keras (hardware) dan infrastruktur (infrastruktur kabel, nirkabel, dan optikal).

Lapisan kedua adalah lapisan jaringan logika yang bersifat teknis dan merupakan bagian abstrak dari lapisan fisik. Lapisan ini terdiri dari serangkaian hubungan logika yang saling berkaitan (antara satu jaringan dengan jaringan lainnya) dalam sebuah kode pemrograman komputer untuk mengoperasikan, menukar, dan memproses data. Jaringan logika di ruang siber sering disebut sebagai perangkat lunak (software) yang terkoneksi dengan perangkat keras (hardware) pada lapisan pertama.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan