KCJB Diprediksi Beroperasi Akhir 2022

BANDUNG – Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) yang diprediksi mulai beroperasi pada akhir 2022, tidak hanya memberikan durasi perjalanan yang singkat bagi para penggunanya, tapi sekaligus memberikan pengalaman perjalanan menggunakan kereta yang dibangun dengan teknologi canggih.

Menurut GM Corporate Secretary PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), Mirza Soraya, salah satu teknologi yang digunakan untuk membangun fasilitas KCJB adalah peluncur gelagar (ginder launcher) berjenis Through-Tunnel Box Girder Erecting Machine yang bisa digunakan di dalam terowongan.

“Dalam proyek KCJB, peluncur gelagar berjenis Through-Tunnel Box Girder Erecting Machine memungkinkan operator mesin untuk menekuk sayap peluncur gelagar, sehingga mesin mudah dilepas-pasang, dan menjadikan peluncur gelagar lebih fleksibel,” katanya, melalui siaran tertulis, yang diterima Jabar Ekspres, Selasa (14/9).

Girder atau gelagar jembatan merupakan balok yang akan mendukung semua beban yang bekerja pada jembatan kemudian meneruskannya ke struktur bawah jembatan. Gelagar ini umumnya diletakkan memanjang diantara dua penyangga
Mirza menegaskan, teknologi ini dapat membuat pengerjaan proyek KCJB yang memiliki 13 tunnel menjadi lebih efisien.

“Peluncur gelagar jenis ini, membuat pemasangan girder box di dalam terowongan pada trase KCJB lebih cepat dan efisien ketimbang, cara lama dengan memasang penyangga di bawahnya, yang umum dilakukan dalam pembangunan jembatan tol. Terlebih, proyek KCJB memiliki 13 terowongan,” tegasnya.

Tak hanya itu. Mirza menambahkan jika teknologi dengan fitur yang fleksibel ini memiliki dimensi yang kompatibel dan mampu menyesuaikan dengan ukuran terowongan. Hal ini membuat pengerjaan konstruksi khususnya pemasangan box gelagar menjadi lebih efektif dan efisien.
Dalam proses pengerjaannya, Mirza memaparkan bahwa bagian railing dilepas terlebih dahulu ketika hendak melakukan pemasangan di terowongan.

Kemudian sayap serta tiang penyangga peluncur gelagar ditekuk agar ukurannya menjadi dapat disesuaikan dengan luas terowongan. Setelah sampai di pintu masuk terowongan, bagian-bagian yang dilepas, bisa dengan mudah dipasang kembali.

Proses pengerjaan proyek dengan teknologi ini juga dipaparkan Mirza dapat membuat penggunaan peluncur gelagar menjadi lebih ramah lalu lintas.

“Biasanya girder dibawa melalui jalan raya kemudian dinaikkan untuk dipasang. Namun dengan teknologi yang dimiliki peluncur gelagar ini, girder bisa langsung dinaikkan untuk kemudian dipasang. Sehingga proses pemasangan tidak begitu mengganggu arus lalu lintas.”

Tinggalkan Balasan