Sampah Medis Selama Pandemi Rata-Rata Naik 20 Ton

BANDUNG – Meningkatnya kebutuhan alat Pelindung Diri (APD) di masa pandemi sangat berpengaruh terhadap volume sampah di Kota Bandung. Hal tersebut tampak terjadi pada jumlah penambahan sampah masker sekali pakai dan sampah medis.

“Beberapa jenis sampah seperti seperti sampah rumah tangga bisa didaur ulang, tetapi untuk medis tidak,” ucap Sopyan Hernadi Kepala Bidang Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Bandung pada Selasa (7/9).

Pihaknya mengaku sudah berupaya mengurus dan menanggulangi sampah, salah satunya monitoring pembuatan kompos juga melalui program Kang Pisman

“Sampah-sampah yang bisa didaur ulang kita pilah, kita jadikan kompos dan salah satu yang dilakukan adalah masyarakat RW 01 Sukamiskin adalah dijadikan pupuk untuk buruan SAE,” tambahnya.

Meski demikian, banyak jumlah sampah medis juga alami kenaikan khusunya jenis masker sekali pakai. Data ini ia peroleh dari hasil pantauan melalui fasilitas-fasilitas kesehatan di Kota Bandung.

“Dari bulan Januari tercatat ada 23.000 kg, lalu Februari 17.000 kg, artinya 17 ton dan selanjutnya Maret 17 ton, April 23 ton, Mei 26 ton, Juni 37 ton dan Juli sama 37 ton. Rata-rata semuanya ada sekitar 20 ton,” jelasnya.

Ia menceritakan bahwa untuk sampah medis tidak bisa langsung dibuang ke TPA, melainkan harus dihimpun dulu dalam sebuah plastik besar lalu dibuang. Pihak DLHK menyarankan masyarakat untuk mengelola sampah sebaik mungkin agar tidak terjadi penumpukan di TPA.

Perihal itu, pihaknya rutin melaksanakan pengangakutan setiap satu minggu sekali. Sementara terkait program Bank Sampah dan Pajak Sampah, dirinya memaparkan bahwa saat ini mengalami kendala, salah satu penyebabnya adalah pandemi.

“Dulu orang bisa menabung sampah, namun sekarang karena banyak yang kerja di rumah menjadi terhambat. Sebelum pandemi ada sekitar 462 Bank Sampah,” terangnya.

Ia juga mengimbau masyarakat untuk terus menjaga lingkungan dan tidak mengikuti perilaku buang sampah sembarangan, seperti kasus menumpuknya sampah di beberapa pasar. Hingga kini diakuinya jenis sampah yang juga alami peningkatan saat pandemi adalah sampah kemasan terkhusus adalah plastik dan kebutuhan rumah tangga. (ela)

Tinggalkan Balasan