CANDIL (maCA diNa Digital Library)

Oleh : Ateng Kusnandar Adisaputra

Hasil sensus penduduk Jawa Barat tahun 2020 oleh Badan Pusat Statistik, menunjukan didominasi oleh generasi Z dan Milenial. Proporsi generasi Z sebanyak 27,88 persen (13,37 Juta orang), dan generasi Milenial sebanyak 26,07 persen (12,5 Juta orang). Generasi Z lahir tahun 1997-2012, perkiraan usia sekarang 8-23 tahun. Generasi milenial lahir tahun 1981-1996, perkiraan usia sekarang 24-39 tahun.

Adapun ciri-ciri atau karakter dari generasi Z dan Milenial : mudah beradaptasi, melek terhadap teknologi yang sedang berkembang, no gadget no life, dan suka dengan yang serba cepat dan instan. Ada teknologi yang baru, generasi Z dan Milenial dengan cepat bisa menyesuaikan dengan belajar secara otodidak, atau melalui perantaraan temannya.

Bagi generasi Z dan Milenial setiap saat dan setiap waktu pasti tidak bisa lepas dari gadget atau smartphone, kemanapun pergi dan beraktivitas pasti membawa gadget, sehingga ada semboyan “No Gadget No Life”.

Generasi Z dan Milenial suka yang serba cepat dan instan, hal ini dikarenakan semuanya serba tinggal klik atau pencet, tinggal di unduh di play store. Karakteristik lainnya dari generasi Z dan Milenial, selalu chatting di internet, komunikasi sesama teman dijejaring sosial, dan mencari berbagai ilmu pengetahuan.

Laporan yang dirilis oleh layanan manajemen konten Hoot Suite, pengguna internet di Indonesia awal 2021 mencapai 202,6 Juta jiwa. Ini artinya, penetrasi internet di Indonesia mencapai 73,7 persen. (KOMPAS.com). Pengguna internet Indonesia (usia 16 hingga 64 tahun) yang memiliki telepon genggam adalah 98,3 persen.
Kalau melihat usia dari generasi Z dan Milenial adalah merupakan usia yang masih mencari ilmu, baik itu sedang sekolah maupun kuliah, dan merupakan usia yang paling produktif.

Apabila kita kaitkan dengan kegemaran membaca, generasi Z dan Milenial merupakan usia yang haus akan ilmu pengetahuan, baik itu diperoleh dari membaca buku secara langsung atau mencari dari internet. Dengan demikian, ketersediaan sumber bacaan baik dari buku maupun imternet, sangat dibutuhkan oleh generasi Z dan Milenial.

Hasil penelitian UNESCO, kalau kita bandingkan dengan kondisi ketersediaan buku di Indonesia, dibandingkan jumlah penduduk, masih sangat rendah, 1 buku berbanding dengan 90 orang. Padahal UNESCO memberikan standar perkapita buku untuk penduduk dengan rasio 3 buku untuk 1 orang. Hasil riset Perpustakaan Nasional RI tahun 2020 : frekwensi membaca masyarakat Indonesia rata-rata 4 kali setiap pekannya, durasi membaca 1 jam 36 menit per harinya, dan jumlah buku yang di baca 2 judul buku per 3 bulan. Hasil penelitian Unpad tahun 2020, tingkat kegemaran membaca masyarakat Jawa Barat berada pada 61,49 point (kategori cukup). Untuk itu, guna mengatasi terbatasnya ketersediaan buku bagi masyarakat, diupayakan melalui e-book atau buku digital.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan