CIMAHI – Sentra vaksinasi Covid-19 yang diinisiasi Badan Penanggulanan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat di Cimahi Techno Park (CTP) Kota Cimahi resmi disudahi pada Sabtu (4/9). Sentra vaksinasi itu melayani masyarakat secara gratis selama 56 hari.
Hasilnya, ada sebanyak 58 ribu warga yang memanfaatkan vaksinasi Covid-19 di Sentra Vaksin BPBD dengan total 116.000 dosis vaksin yang dihabiskan. Jumlah itu melebihi target awal yang hanya 112.000 dosis vaksin yang disuntikan kepada 56 ribu orang.
“Alhamdulillah memuaskan, yang asalnya ditargetkan 56 ribu, ternyata melebihi target yakni kurang lebih 58 ribu atau sekitar 111 persen. Ini menunjukkan bahwa masyarakat antusias,” kata Pelaksana Tugas (Plt.) Wali Kota Cimahi, Ngatiyana usai kegiatan Penutupan Sentra Vaksinasi BPBD Jawa Barat di gedung Cimahi Technopark Jalan Baros, Sabtu (4/8).
Ngatiyana sangat mengapresiasi seluruh pihak yang terlibat dalam pelaksanan vaksinasi Covid-19. Khususnya kepada BPBD Jawa Barat yang sudah menunjuk Kota Cimahi sebagai sentra vaksinasi selama dua bulan ini.
“Kegiatan ini merupakan ikhtiar kita bersama dalam penanggulangan bahaya Covid-19 di Kota Cimahi, dan Indonesia secara umum,” ujar Ngatiyana.
Sementara untuk cakupan vaksinasi di Kota Cimahi, kata Ngatiyana, sudah mancapai 62,80 persen. Pemkot Cimahi terus mengupayakan untuk meningkatkan capaian vaksinasi di beberapa sentra pelayanan vaksin yang ada di Kota Cimahi.
“Kota Cimahi Alhamdulillah saat ini cakupannya sudah mencapai 62,80 persen, target kami dalam percepatan di bulan september dapat mencapai 70 persen,” bebernya.
Menurut Ngatiyana, seperti yang diketahui bersama, Covid-19 saat ini telah dinyatakan World Health Organization (WHO) sebagai global pandemic, dan di Indonesia telah dinyatakan sebagai kedaruratan kesehatan masyarakat dan bencana nasional.
“Dengan angka kasus Covid-19 yang masih cukup tinggi di Indonesia, dibutuhkan upaya penanganan pandemi yang optimal, salah satunya adalah melalui vaksinasi Covid-19,” kata dia.
Ngatiyana menambahkan, vaksinasi Covid-19 membutuhkan dua kali dosis penyuntikan, dan memerlukan waktu sekitar satu bulan untuk mencapai imunitas secara maksimal. Suntikan pertama dilakukan untuk memicu respon kekebalan, dan suntikan kedua untuk meguatkan respon imun yang telah terbentuk.
“Program vaksinasi, sekali lagi, tidak bertujuan untuk membuat seseorang menjadi kebal dan terbebas total dari Covid-19. Vaksinasi juga tidak serta merta menggantikan implementasi prokes. Maka itulah, pelaksanaan vaksinasi harus tetap diiringi disiplin menerpakan 4M dan melanjutkan budaya 3T,” imbuhnya.