BANDUNG – Dewan Perwakiran Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bandung turut mengomentari kondisi ratusan halte yang rusak dan tak terpakai, namun dibiarkan begitu saja.
Anggota Komisi C DPRD Kota Bandung, Folmer SM Silalahi, meminta agar seluruh halte yang tidak terpakai itu lebih baik dibongkar.
”Mending dibongkar saja halte yang tak terurus itu, harus direlokasi ke tempat-tempat strategis supaya bermanfaat untuk warga,” ujar Folmer kepada wartawan Jabar Ekspres di Gedung DPRD Kota Bandung Jalan Sukabumi, Kamis (2/9).
Menurut politikus PDIP itu, keberadaan halte tersebut mestinya dapat berfungsi dengan baik dan tidak menjadi bangunan yang mubazir.
Sebaliknya, saat ini bangunan ruang tunggu para penumpang itu seolah-olah menjadi proyek tak berguna akibat tata kelola yang salah.
”Saya melihat banyaknya halte yang enggak berguna itu karena tata kelola yang salah. Ia dibangun letak dan posisinya kurang pas sehingga warga enggan menggunakannya,” paparnya.
Padahal kata Folmer, keberadaan halte itu sangat penting untuk me-support aktivitas transportasi masal di Kota Bandung.
Mestinya, imbuh dia, proses pengadaan halte itu dilihat sebagai bagian untuk memberi kenyamanan bagi penumpang sebagai tempat tunggu transportasi.
”Sayangnya, saat ini saya melihat halte itu bukan menjadi tempat tunggu penumpang. Karena posisi bangunan kurang pas, maka ini harus dievaluasi,” pintanya.
Menurutnya, membangun halte bukan sekadar bangunan yang hanya dipandang sebagai elemen estetika kota.
Akan tetapi, lanjutnya, pembangunan itu harus disesuaikan dengan fungsinya, sehingga benar-benar memberikan manfaat bagi warga. Bahkan, Folmer menemukan proyek itu dibangun di atas trotoar.
”Jadi halte itu dibutuhkan dan bermanfaat bagi warga. Ya, jika ada yang enggak berfungsi harus dievaluasi secepat mungkin supaya tidak menjadi bangunan yang sia-sia,” ucapnya.
”Apalagi keberadaannya dibangun di atas trotoar, itu kan mengganggu sekali bagi pejalan kaki, khususnya bagi kaum disabilitas. Itu kan berpotensi menimbulkan kecelakan tinggi,” imbuhnya.
Di sisi lain, Folmer mengusulkan agar halte itu jangan dibangun secara permanen. Cara tersebut kata dia, sudah dilakukan di daerah-daerah lainnya.
”Halte itu harusnya dibangun tidak secara permanen, bagun yang bisa digeser-geser atau dipindahkan sesuai dengan kebutuhan. Sayang, kan, dibangun permanen baru 2 tahun jalan kemudian enggak terpakai,” pungkasnya. (mg1)