CIMAHI – selebaran kerta bertuliskan ‘Dipaksa Sehat di Negara yang Sakit’ beredar di setiap sudut jalanan di Kota Cimahi. Selebaran tersebut ditempel di tempat fasilitas publik seperti pada rambu-rambu lalu lintas, dan tembok rumah pingiir jalan.
Dalam selebaran tersebut juga tertulis hastag melawan COVID-19 dan menolak dibodohi. Belum diketahui sejak kapan dan tujuan pemasangan selebaran tereebut.
Menanggapi itu, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran (Satpol PP dan Damkar) Kota Cimahi Adet Chandra Purnama mengaku baru mengetahui adanya selebaran yang bernada kritikan kepada pemerintah itu.
Untuk itu, jajaran Satpol PP Kota Cimahi langsung bergerak untuk mencopot selebaran yang sudah tertempel di jalanan Kota Cimahi.
”Sudah saya intruksikan personel untuk ke lapangan. Sudah dicopot,” ujar Adet saat dikonfirmasi pada Selasa (31/8).
Sementara itu salah seorang pemilik toko yang berada di kawasan Jalan Lurah mengakui tidak mengetahui sejak kapan dan oleh siapa selebaran tersebut dipasang.
“Kayanya udah beberapa hari ada, tapi gak tau siapa yang masang,” ujar pemilik toko yang enggan disebutkan namanya tersebut.
Terspisah, Pengamat Politik dan Ilmu Pemerintahan Universitas Jenderal Achmad Yani (Unjani) Cimahi, Arlan Sidha mengatakan, munculnya selebaran bernada sindiran dan kritikan itu merupakan bentuk kekecewaan masyarakat akan kondisi yang terjadi saat ini.
“Itu bentuk kekecewaan masyarakat melihat kondisi real saat ini. Jadi mengekspresikannya dengan mural, dengan selebaran,” kata Arlan.
Namun seharusnya, kata Arlan, kritikan yang dituangkan ke dalam bentuk mural hingga selebaran juga harus bisa dipertanggungjawabkan.
“Kalau hanya selebaran yang tidak tau asalnya nanti negara menganggap hanya perbuatan orang iseng saja,” ujar Arlan.
Meski begitu, lanjut dia, pemerintah tak boleh abai dengan kritikan yang muncul dari masyarakat. Sebab, beragam kritikan yang dituangkan dalam mural maupun selebaran muncul karena kondisi saat ini.
“Negara juga tidak boleh abai dengan hal-hal seperti itu karena muncul dari kondisi real saat ini dan perlu ditanggapi serius. Salah satunya memperbaiki pelayanan kesehatan dan publik,” imbuhnya. (fer/red))