BANDUNG – Demi keberlangsungan usaha dan kesejahteraan karyawan di tengah kebijakan PPKM, sanggar seni budaya Sunda ECO Bambu Cipaku di Kota Bandung, Jawa Barat akan mengubah sementara ‘wajah’ sanggar kebudayaan menjadi kawasan pembudidayaan tanaman pangan dan peternakan.
Hasil panen tanaman pangan dan ternak tersebut nantinya juga dapat dinikmati warga di sekitar sanggar guna memenuhi kebutuhan dapur.
Pemilik ECO Bambu Cipaku, Bagja Ikhsan menuturkan pengalihfungsian tersebut tak lain agar keberlangsungan sanggar dan para pengelola dapat terus berjalan.
“Kita sudah hampir dua tahun mati total, karena target kita adalah pengenalan budaya ke anak sekolah. Pada saat sekolah tutup, kita juga harus tutup. Alhamdullilah selama dua tahun ini kita disubsidi sama hotel Cipaku, tapi lama kelamaan malu juga disubsidi terus karena kita bukan anak perusahaannya,” tutur Bagja.
“Lalu dari temen-temen berpikir untuk kemudian mencoba menanam tanaman pangan dan juga berternak ya, walaupun engga untuk dijual, minimal bisa dikonsumsi untuk kita dan warga sekitar, jadi masih tetap bisa bermanfaat,” sambungnya.
Untuk jenis tanaman yang dipilih, Bagja mencontohkan, tanaman pangan seperti cabai dan kangkung karena mudah dibudidaya dan digemari masyarakat. Selain dua tanaman tersebut masih terdapat jenis tanaman pangan lainnya yang bakal tumbuh diatas lahan seluas 3000m2.
“Jadi akan ditanam pada polybag, dan Alhamdulliah dari Kementan dan Dinas pertanian dan ketahanan pangan Kota Bandung membantu untuk bibitnya. Jadi nanti kalau warga ada yang butuh bisa mengambilnya dan juga pihak hotel seketika butuh misalnya tanaman kangkung atau hewan ternak ayam, ikan nanti dari kami,” ujarnya.
“Kebetulan kita juga lebih ke pemberdayaan masyarakat dan banyak yang dilibatkan seperti misalnya anak-anak mahasiswa. Dan ada beberapa juga mahasiswa yang tidak bisa pulang rumah orangtuanya, jadi mereka tetap menetap di sini. Di kos tidak ada siapa-siapa begitu ya, jadi ya kemudian mereka gabung dengan kami untuk membantu mengelolanya,” tutupnya. (boy)