Azab Menunggu Bagi Pengolok-olok Ulama

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Muliakanlah oleh kalian para ulama, karena mereka adalah pewaris para Nabi; barangsiapa memuliakan mereka berarti ia memuliakan Allah dan Rasul-Nya.” (HR.Imam Khathib melalui Jabir).

Hadis ini menerangkan tentang keutamaan para ulama. Disebutkan di dalamnya bahwa mereka adalah pewaris para nabi. Dikatakan demikian karena Nabi Saw. wafat tidak meninggalkan dinar atau kekayaan lainnya, melainkan hanya ilmu syariat, berarti ia pewaris Nabi Saw. Kita diwajibkan menghormati mereka karena menghormati mereka berarti sama dengan menghormati Allah dan Rasul-Nya.

Ibnu Qayyim mengatakan, “Sabdanya, “Sesungguhnya ulama adalah pewaris para nabi”, ini adalah ‘salah satu keutamaan terbesar bagi para ulama. Para nabi adalah makhluk Allah yang paling baik, maka pewaris para nabi adalah makhluk Allah terbaik setelah mereka. Manakala setiap warisan orang yang mati berpindah kepada ahli warisnya karena merekalah yang meninggalkan posisinya setelahnya, sementara tidak ada penerus para rasul dalam menyampaikan ajaran yang mereka bawa kecuali para ulama, maka mereka paling berhak terhadap warisan mereka. Ini membuktikan bahwa para ulama adalah orang-orang terdekat kepada para nabi’.

Hadis di atas tersebut mengandung petunjuk dan perintah kepada umat agar mentaati, menghormati, mendukung, menghargai dan memuliakan mereka. Hadis ini juga mengandung peringatan bahwa mencintai mereka termasuk Agama dan membenci mereka bertentangan dengan Agama sebagaimana hal itu berlaku untuk apa yang mereka warisi. Begitu pula membenci dan memusuhi mereka berarti membenci dan memusuhi Allah sebagaimana hal itu berlaku pada apa yang mereka warisi. Ali bin Abi Thalib berkata, “Mencintai ulama adalah Agama yang menjadi pegangan.

Jelaslah dengan ini bahwa mencintai ulama yang beramal termasuk agama. Dalam salah satu atsar disebutkan, “Jadilah kamu seorang alim atau penuntut ilmu atau mendengar, atau orang yang mencintai mereka, dan janganlah kamu menjadi yang kelima (yang membenci mereka), nanti kamu celaka.”

Ibnu Rajab mengatakan bahwa hadis Abu ad-Darda tersebut adalah, “Yang membenci orang mukmin dan ulama hanyalah para ahli maksiat dari kalangan jin dan manusia, karena kemaksiatan mereka kepada Allah berarti mendahulukan hawa nafsu mereka di atas kecintaan dan ketaatan kepada Allah.

Tinggalkan Balasan