Soal Perbaikan Ekonomi Mikro, Pengamat Sarankan 2 Hal Ini Harus Dilakukan

BANDUNG – Pengamat Ekonomi Universitas Pasundan (Unpas) Bandung, Acuviarta Kartabi memaparkan bahwa terdapat dua hal yang harus dilakukan terkait ekonomi mikro perihal aturan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).

Pertama, harus ada kejelasan dan ketegasan berkaitan dengan relaksasi yang lebih dalam terhadap masalah yang menyangkut keuangan terutama berkaitan dengan kredit. Kedua, dari sisi fiskal terkait dengan pajak, tetap harus ada relaksasi.

“Bentuk-bentuk semacam itu yang bisa diberikan kepada sektor usaha untuk memperbaiki kondisi mikro ekonomi agar lebih maksimal,” ujarnya, belum lama ini.

Sedangkan untuk usaha yang berbasis mikro, dari sisi bisnis lebih fleksibel karena dari sisi aset dan modal relatif lebih kecil. Akan tetapi ini juga berkaitan dengan kemiskinan dan pengangguran.

“Ini punya implikasi sosial karena di Indonesia mayoritas merupakan usaha mikro,” katanya.

“Hal ini yang menjadi problem kemudian usaha-usaha mikro ini harus disiapkan skenario percepatannya, baik itu dar sisi fiskal yaitu bansos maupun stimulus pajak ataupun dari sisi di luar itu seperti kemudahan usaha mereka, perizinan, lokasi yang juga memang harus difasilitasi oleh pemerintah pada saat awal,” sambungnya.

Dia lalu menekankan soal kepastian aturan PPKM bagi para pelaku usaha. Apabila kepastian itu dapat didapat kemudian dapat menyebabkan optimisme bagi para pelaku usaha sehingga diharapkan tanggal 9 Agustus akhir dari PPKM.

“Maka dari itu, komitmen antara ekonomi dan penanganan dari sisi kesehatan memang harus berjalan beriringan,” kata dia.

Apalagi, lanjutnya, selama satu tahun lebih ini para pelaku usaha sudah hampir tidak bisa bertahan terutama usaha-usaha yang tidak bisa terkoneksi dengan digital.

“Misalkan jasa, akomodasi atau hotel, konstruksi, industri padat karya, perdagangan besar (mal),” ujarnya.

“Menurut saya kalau kita berbicara soal berapa lama, lebih dari setahun ini sudah luar biasa menggerakan ekonomi menurut saya kalau terlalu lama, untuk recovery atau pemulihan relatif sulit begitu,” tutupnya. (boy)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan