Angka Kesembuhan Paling Tinggi, Emil Minta Kelonggaran Buka Restoran dan Cafe

BANDUNG – Jawa Barat menjadi Provinsi tertinggi dengan catatan kasus sembuh harian sebanyak 4.919 orang. Disusul, Provinsi Jawa Tengah dengan kasus sembuh sebanyak 4.832 orang.

Nusa Tenggara Timur (NTT) juga menunjukkan tren kenaikan kasus sembuh yang signifikan dengan catatan sebanyak 3.005 kasus. Kemudian, Banten mencatatkan kasus sembuh sebanyak 2.623 kasus.

Kalimantan Timur menyusul dengan angka kasus sembuh hariannya sebanyak 1.730 kasus. Sementara, Bali mencatatkan kasus sembuh sebanyak 1.261 orang. Di posisi kesepuluh, ada Provinsi Riau yang mencatatkan 1.083 kasus.

Diketahui, angka kesembuhan kasus sembuh di Indonesia pada (7/8) bertambah 39.716 orang. Sehingga, total kasus sembuh di Indonesia mencapai 3.036.194 orang.

Menanggapi kabar baik tersebut, Gubenur Ridwan Kamil berencana bakal berfokus pada pemulihan ekonomi warga. Di samping menggalakan vaksinasi.

Ia mengaku, sudah melobi Pemerintah Pusat agar melonggarkan kegiatan ekonomi warga. Pasalnya, masyarakat perlu perlonggaran untuk kembali memulihkan perekonomiannya.

“Senin Pak Presiden akan mengumumkan,” kata Emil di Bandung, Sabtu (7/8).

“Kemungkinan ada kelonggaran-kelonggaran dan saya sudah sampaikan mohon restoran kafe dibuka mau 10 persen 20 persen 50 persen sudah kami perjuangkan dengan melobi pemerintah pusat sehingga ekonomi bisa jalan lebih baik lagi,” imbuhnya.

Ia pun menyampaikan, perhari Sabtu (7/8) tingkat keterisian rumah sakit atau bed occupancy rate (BOR) sudah turun lagi di angka 45 persen. Menurutnya, angka BOR ini sudah di bawah batas aman yang ditentukan WHO yakni 60 persen.

“Berita baiknya BOR Jabar sudah turun lagi sekarang 45 persen sudah di bawah batas aman WHO 60 persen,” kata Emil.

Selain itu, ketersediaan oksigen di Jabar juga sudah terkendali terlihat dari cadangan yang kini cukup melimpah. Menurut Emil, dua hal itu karena kebijakan PPKM berhasil menurunkan tingkat epidemiologi.

“PPKM bisa dikatakan berhasil menurunkan tingkat epidemologi,” sebutnya.

Ia menjelaskan, puncak BOR rumah sakit terjadi pada bulan lalu yakni 91 persen. Seiring pemberlakuan pembatasan aktivitas sosial, kedisipilan masyarakat dan treatment kepada pasien isoman BOR Jabar terus menurun setiap minggunya.

“Puncaknya (BOR) 91 persen bulan lalu. Ini berkat kerja keras semua,” ujar Emil.

Ia berharap turunnya BOR ini juga berdampak pada keterkendalian kasus aktif, kematian, dan kesembuhan pasien. Dengan demikian kebijakan pengetatan bisa diturunkan. Pihaknya pun akan mengusulkan kepada pemerintah pusat agar PPKM kedepannya bisa berbasis mikro.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan