Peneliti Singapura Berhasil Temukan Kombinasi Obat Lawan Covid-19

Di tengah lonjakan kasus akibat Covid-19 varian Delta, peneliti Singapura membawa angin segar. Mereka berhasil menemukan kombinasi obat yang dapat digunakan untuk mengobati pasien Covid-19 dengan penyakit ringan hingga sedang.

Kombinasi obat ini juga menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam hal efektivitas melawan varian virus Beta dan Delta. Sebuah tim yang dipimpin oleh Direktur Institut Kedokteran Digital Universitas Nasional Singapura Profesor Dean Ho menggunakan platform kecerdasan buatan (AI) dan pengujian virus langsung untuk mendapatkan kombinasi obat yang optimal dengan dosis yang tepat untuk mengobati Covid-19.

Tim telah berkolaborasi dengan DSO National Laboratories untuk menyiapkan platform pada April lalu. Prof Ho mengatakan dosis obat membutuhkan tingkat presisi yang tidak dapat diturunkan secara sewenang-wenang.

Apa saja obatnya? Platform bernama Identif.AI itu telah mengidentifikasi obat kombinasi antara antivirus remdesivir, bersama dengan lopinavir dan ritonavir, yang merupakan obat yang digunakan untuk mengobati pasien dengan human immunodeficiency virus (HIV). Namun, meski efektif, tidak semua obat tersedia atau dapat dengan mudah diberikan di rumah.

“Misalnya, remdesivir harus diberikan melalui infus (IV) di rumah sakit, sehingga sulit untuk digunakan di masyarakat di rumah,” kata Prof Ho, yang juga mengepalai Departemen Teknik Biomedis NUS, seperti dilansir Straits Times.

Oleh karena itu, penelitian ini difokuskan pada obat-obatan yang tersedia atau didapat secara lokal yang dapat dikonsumsi secara oral. Salah satu kombinasi yang dihasilkan adalah duo dinamis yang terdiri dari obat antivirus baru Merck dan Ridgeback Biotherapeutic, molnupiravir, dikombinasikan dengan baricitinib, obat anti-inflamasi.

Prof Ho mengatakan kombinasi tersebut dapat sangat menghambat virus Sars-CoV-2 dalam uji laboratorium, sehingga cocok untuk evaluasi klinis lebih lanjut. Dia menambahkan temuan ini sangat tepat saat Singapura bergerak menuju situasi endemik Covid-19.

“Jadi kami mencari terapi kombinasi yang pada akhirnya dapat diberikan kepada pasien dengan penyakit ringan yang sedang dalam pemulihan di rumah, atau di fasilitas perawatan masyarakat,” katanya.

Beberapa kombinasi juga akan cocok untuk pasien rawat inap. Sehingga membantu mengalihkan perawatan dari rumah sakit ke dokter umum dan poliklinik.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan