Selain itu, beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa suplemen vitamin D dapat meningkatkan respon imun dan melindungi terhadap infeksi pernapasan secara keseluruhan.
Sebuah penelitian dengan melibatkan 11.321 orang dari 14 negara menunjukkan bahwa suplementasi vitamin D menurunkan risiko infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) baik pada mereka yang kekurangan vitamin D maupun yang cukup.
Secara keseluruhan, penelitian menunjukkan bahwa suplemen vitamin D mengurangi risiko mengembangkan setidaknya satu ISPA sebesar 12%. Efek perlindungan paling kuat pada mereka yang memiliki kadar vitamin D rendah.
Tinjauan tersebut menemukan, suplemen vitamin D paling efektif melindungi terhadap ISPA, bila diminum setiap hari atau setiap minggu dalam dosis kecil dan kurang efektif bila dikonsumsi dalam dosis yang lebih besar.
Suplemen vitamin D juga telah terbukti mengurangi kematian pada orang dewasa yang lebih tua, yang paling berisiko terkena penyakit pernapasan seperti COVID-19.
Terlebih lagi, kekurangan vitamin D diketahui meningkatkan proses yang dikenal sebagai “badai sitokin”
Sitokin adalah protein bagian integral dari sistem kekebalan tubuh. Sitoksin dapat memiliki efek pro-inflamasi dan anti-inflamasi yang memainkan peran penting membantu melindungi terhadap infeksi dan penyakit. Namun, sitokin juga dapat menyebabkan kerusakan jaringan dalam keadaan tertentu.
Badai sitokin mengacu pada pelepasan sitokin pro-inflamasi yang tidak terkontrol yang terjadi sebagai respons terhadap infeksi atau faktor lain.
Pelepasan sitokin yang tidak teratur dan berlebihan ini menyebabkan kerusakan jaringan yang parah dan meningkatkan perkembangan dan keparahan penyakit.
Faktanya, ini adalah penyebab utama kegagalan organ ganda dan sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS), serta faktor penting dalam perkembangan dan tingkat keparahan COVID-19.
Misalnya, pasien dengan kasus COVID-19 yang parah telah terbukti melepaskan sejumlah besar sitokin, terutama interleukin-1 (IL-1) dan interleukin-6 (IL-6).
Kekurangan vitamin D telah dikaitkan dengan penurunan fungsi kekebalan tubuh dan dapat meningkatkan badai sitokin.
Dengan demikian, para peneliti mendalilkan bahwa dapat meningkatkan risiko komplikasi COVID-19 yang parah, serta suplementasi vitamin D dapat mengurangi komplikasi yang terkait dengan badai sitokin dan peradangan yang tidak terkontrol pada orang dengan COVID-19.