BOJONGSOANG – Kepala Desa Lengkong, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Agus Salam Rahmat mengeluhkan tak adanya Tim Pemusalaraan Jenazah Covid-19 yang melaksanakan isolasi mandiri (isoman) di wilayah kecamatan Bojongsoang.
Dikatakan Agus, selama bulan Juni dan awal Juli sudah ada 6 orang yang meninggal di wilayah desa Lengkong. Diantaranya 3 orang meninggal di Rumah Sakit dan 3 orang lainnya meninggal dunia saat melaksanakan Isoman di rumahnya.
“Tiga orang yang meninggal dunia pada saat Isoman di rumahnya, dari desa lah yang turun tangan untuk pemusalaraan jenazah Covid-19 tersebut, dengan persediaan Alat Pelindung Diri (APD) yang sangat standar,” kata Agus saat diwawancara melalui telepon seluler, Minggu (4/7).
Menurut Agus, meski pemerintah kabupaten sudah mengadakan zoom meeting terkait pemusalaran jenazah, ia malah merasa keberatan apabila pemusalaraan jenazah dikembalikan ke pemerintah desa atau kepada masyarakat setempat.
Hal tersebut dikarenakan dengan adanya keterbatasan fasilitas masyarakat yang sangat minim.
Padahal, kata Agus, melihat di wilayah kabupaten lainnya, pemusalaraan jenazah Covid-19 dilaksanakan oleh tim pemusalaraan dari pemerintah kabupaten, selain itu dikirimkan juga peti mati dan segala macamnya.
Sedangkan, lanjut Agus, untuk di Kabupaten Bandung, tidak ada bantuan untuk pemusalaraan jenazah maupun peti mati.
Akhirnya masyarakat menuntut desa, lalu perangkat desa dan Puskesos pun pada ujungnya yang turun tangan.
“Apabila terus menerus seperti ini, yang dikhawatirkan rekan-rekan saya terpapar Covid-19, maka kita mau bagaimana menjalankan pemerintahan desa. Namun, ketika masyarakat mengeluhkan maka kita pun tetap harus turun tangan, dan tak bisa membiarkan begitu saja,” jelasnya.
Selama ini, kata Agus, apabila ada pasien Covid-19 yang sedang isolasi mandiri dan meninggal dunia, pihaknya hanya menggunakan kantung jenazah, tanpa menggunakan peti mati.
“Kita juga sudah berinisiatif akan membuat peti mati dan menawarkan kebeberapa pengrajin kayu yang ada di desa Lengkong, tetapi mereka pada tidak mau, karena menurut mereka takut terbawa sial dan segala macamnya,” ungkap Agus.
Oleh karena itu, kita berharap kepada pemerintah kabupaten agar membuat satgas khusus untuk pemusalaraan jenazah Covid-19 di setiap kecamatan, untuk pasien Covid-19 yang meninggal yang melaksanakan sedang Isoman.