Perseroan pun memperkirakan, pada rentang tahun 2020 hingga 2025 terdapat lebih dari 45 juta usaha mikro potensial yang siap menyerap kredit. Dari jumlah tersebut, sekitar 22 juta usaha mikro diantaranya diperkirakan akan menyerap Kredit Usaha Rakyat (KUR) mikro.
“Bicara tentang micro finance dan kita selalu saja mikro itu driver-nya pembiayaan. Oleh karena itu jika kita bisa menyelesaikan masalah-masalah pembiayaan di segmen mikro, maka nanti layanan-layanan keuangan yang lain pasti juga tumbuh,” ujar Supari lebih lanjut.
Bagi BRI sendiri, saat ini bank dengan jaringan terluas di Indonesia tersebut sudah menguasai sekitar 65,3% pangsa pasar penyaluran kredit di segmen usaha mikro. Di sisi lain, dari catatan BRI, Non Performing Loan atau NPL sektor usaha mikro adalah yang terkecil atau hanya 1,23% pada kuartal pertama tahun ini.
Pun demikian jika melihat tren NPL segmen usaha mikro BRI yang selalu di bawah 1,5% dalam kurun waktu tiga tahun terakhir. Pada 2018 persentasenya hanya 1,01%, tahun berikutnya 1,18% dan pada 2020 hanya 0,83%.