KLATEN – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto saat kunjungan kerjanya di Jateng dan Yogyakarta menyempatkan ziarah ke situs makam Ki Ageng Gribig, Klaten, Jawa Tengah.
Ki Ageng Gribig adalah ulama besar yang menyebarkan Islam di Desa Krajan, Jatinom, Klaten dan sekitarnya. Ia juga dikenal masih keturunan dari Raja Majapahit, Brawijaya V.
Sebelumnya Airlangga menyerahkan bantuan sebanyak 50 ribu butir telur, ayam potong dan motor sampah kepada warga Jatinom, Sabtu (19/6). Bantuan ini sempat dicatat dalam rekor MURI sebagai bantuan telur ayam terbanyak ke masyarakat,
Penyerahan bantuan bagian dari kampanye makan telur ayam yang saat ini digalakan oleh pemerintah dalam upaya meningkatkan kebutuhan gizi dan imunitas tubuh.
Ebta Tricahya, Ketua Yayasan Ki Ageng Gribig mengatakan saat dimintai keterangan setelah kampanye makan telur ayam dan penyerahan bantuan.
“Sumbangan ini bentuk kepedulian beliau kepada masyarakat Jatinom. Kami sangat menghargai bantuan ini. Pak Airlangga masih sangat peduli dengan leluhurnya dan budaya yang ditinggalkan oleh Ki Ageng Gribig,” ujar Ebta.
Menurutnya ziarah ke makam Ki Ageng Gribig ini hampir setiap tahun dilakukan oleh Menko Airlangga. Hanya tahun lalu sempat terhenti karena pembatasan dampak pandemi Covid-19.
“Sejak kecil pak Airlangga sering diajak nyekar bersama keluarga ke makam Ki Ageng Gribig untuk mengirimkan doa kepada leluhur,” kata Ebta.
Diketahui, Menko Airlangga meneruskan amanat dari ayahnya, R. Hartarto Sastrosoenarto (Menteri era Seoharto), untuk merawat lokasi kompleks pemakaman Ki Ageng Gribig. Selain itu juga meneruskan tradisi “Yaqowiyu” yang dilakukan Ki Ageng Gribig untuk masyarakat sejak lama.
Yaqowiyu merupakan tradisi membagiakan kue apem kepada masyarakat. Tradisi ini biasa diadakan pada tanggal 15 bulan Safar. Tradisi tersebut sudah berlangsung sejak ratusan tahun lalu dan menjadi salah satu wisata religi bagi masyarakat Klaten dan Jateng.
“Tadi, Pak Airlangga juga sempat menitipkan pesan, agar terus mempertahankan dan menggelar tradisi Yaqowiyu ini. September nanti akan kami laksanakan kembali dan kami berharap beliau hadir,” ungkap Ebta.
Selain bentuk gotong royong, tradisi Yaqowiyu adalah bentuk doa yang diajarkan oleh Ki Ageng Gribig dalam memohon kekuatan kepada Allah SWT.