BPJS Kesehatan Bandung Siapkan Implementasi Assessment Mandiri Tindakan Persalinan

BANDUNG – BPJS Kesehatan Cabang Bandung menggelar pertemuan koordinasi dengan Tim Kendali Mutu dan Kendali Biaya (TKMKB) Cabang Bandung dan asosiasi profesi terkait rencana implementasi assessment mandiri tindakan persalinan, pada Rabu (16/06).

Implementasi tersebut rencananya akan dilakukan di 5 rumah sakit yang dipilih sebagai pilot project yang memiliki kasus persalinan Sectio Caesarea (SC) bervariasi di Kota Bandung. Antara lain RSUD Kota Bandung, RS Hermina Arcamanik, RSKIA Kota Bandung, RS Sariningsih, dan RS Humana Prima.

Kepala BPJS Kesehatan Cabang Bandung, Muhammad Fakhriza menyebutkan bahwa implementasi ini merupakan hasil masukan dari TKMKB nasional. Menurutnya, proporsi kasus operasi sesar terhadap persalinan mengalami trend peningkatan dari tahun ke tahun.

Terhitung pada tahun 2015 sebesar 31 persen dan terakhir mencapai 36 persen dari total kasus persalinan di tahun 2019. Angka ini melebihi yang dipersyaratkan WHO yaitu sekitar 15-20 persen.

“Di Kota Bandung pun terdapat peningkatan untuk proporsi kasus sectio caesarea (SC) terhadap persalinan yakni 45 persen tahun 2014 dan 52,6 persen untuk tahun 2020. Oleh karena itu perlu dilakukan pemantauan mandiri tindakan persalinan di rumah sakit dengan menggunakan Klasifikasi Robson. Implementasi ini bertujuan untuk menganalisa tindakan operasi sesar di rumah sakit guna meningkatkan kualitas, penjaminan mutu dan efisiensi pelayanan,” ungkap Fakhriza.

Fakhriza menjelaskan, bahwa Klasifikasi Robson sendiri merupakan sistem yang diusulkan oleh WHO sebagai standar umum untuk menilai, memantau, dan membandingkan angka operasi sesar di rumah sakit dari waktu ke waktu dan antar rumah sakit.

Sistem ini bermanfaat untuk meningkatkan keselamatan pasien dari risiko yang dapat ditimbulkan pasca tindakan sesar.

“Melalui assessment ini, rumah sakit akan melakukan pengelompokan untuk setiap wanita yang akan melakukan persalinan dalam 10 Kategori Robson berdasarkan paritas, riwayat sesar, onset persalinan, jumlah janin, usia kehamilan, dan letak janin. Data pemantauan tersebut akan menjadi bahan evaluasi bersama dengan TKMKB, harapannya dapat memberikan masukan dalam pembuatan kebijakan-kebijakan kedepannya,” tuturnya.

Salah satu perwakilan pengurus Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) Jawa Barat, Ruswana Anwar mengatakan bahwa PERSI mendukung untuk implementasi assessment mandiri Klasifikasi Robson. Menurutnya, prosedur tersebut bisa dilakukan bahkan diseluruh rumah sakit di Kota Bandung.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan