Pengunjung Hanya Bisa Gigit Jari, Datangi Objek Wisata Lembang yang Tutup 7 Hari

LEMBANG – Penutupan objek wisata di kawasan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), sejak Rabu (16/6/2021) hingga tujuh hari kedepan nyatanya belum diketahui oleh semua wisatawan.

Sebelumnya, Pemkab Bandung Barat sudah mengeluarkan surat edaran Surat Edaran Nomor 556/1559-Disparbud tentang Penutupan Destinasi/Objek Wisata di Kabupaten Bandung Barat (KBB) terhitung sejak 16 Juni hingga 22 Juni mendatang.

Namun penutupan tersebut hanya berlaku untuk tempat rekreasi. Sementara sektor lainnya seperti hotel, resort, penginapan, restoran, rumah makan, hingga kafe tetap boleh beroperasi namun dengan pembatasan kapasitas maksimal 50 persen.

Khusus jam operasional restoran, kafe, serta rumah makan dibatasi hingga pukul 21.00 WIB.

Nyatanya masih banyak wisatawan yang datang ke objek wisata di KBB, terutama kawasan Lembang. Namun mereka harus gigit jari karena objek wisata yang mereka datangi ternyata tidak beroperasi.

Putra Sanjaya (50) wisatawan asal Jakarta, mengaku kecewa mendapati objek wisata di Lembang tutup. Dirinya terpaksa balik kanan lantaran mendapati objek wisata di Lembang ditutup semua. Ia sendiri sudah berada di Bandung sejak dua hari belakangan.

“Baru tahu itu tadi pagi, lihat di televisi. Saya penasaran coba ngecek langsung ternyata iya memang ditutup,” kata Putra.

Meski begitu, dirinya memahami kebijakan dari pemerintah untuk menutup objek wisata. Apalagi saat ini Bandung Barat masuk zona merah penularan COVID-19.

“Kecewa ya pasti, tapi ini kan demi kebaikan kita juga jadi harus dipatuhi. Apalagi kan tadi di berita juga beberapa daerah di Bandung Barat ini zona merah, jadi mudah-mudahan kasusnya bisa segera turun,” bebernya.

General Manajer Terminal Wisata Grafika Cikole (TWGC), Sapto Wahyudi sudah menerima informasi penutupan objek wisata selama sepekan ke depan. Pihaknya kini tengah menunggu surat edaran dari pemerintah daerah.

Meski berat, pihaknya memahami langkah yang diambil pemerintah agar kasus Covid-19 secepatnya bisa terkendali sehingga semuanya bisa kembali normal, termasuk sektor pariwisata.

“Berat, tapi ini juga demi kebaikan semua agar kasus Covid-19 bisa segera beres,” kata Sapto. (mg6)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan