JAKARTA – Massa yang menamakan diri sebagai Indonesia Antinuklir Fukushima (IANFU) menggelar aksi damai memperingati ‘Hari Laut Sedunia’ di depan gedung Kedubes Jepang, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (8/6).
Massa menggelar aksi demi menolak rencana pemerintah Jepang membuang 1,25 juta ton limbah pendingin reaktor nuklir Fukushima ke Samudera Pasifik.
“Ada beberapa persoalan yang membuat hari ini kami ada di sini yaitu tentang kebijakan yang diambil oleh negara Jepang yang akan membuang limbah reaktor nuklir mereka di perairan laut pasifik,” teriak salah seorang orator di depan Kedubes Jepang.
Orator itu pun menilai dampak pembuangan limbah pendingin reaktor nuklir Fukushima berdampak buruk terhadap ekosistem laut.
Selain itu, kata orator, kebijakan tersebut berdampak terhadap perairan laut Indonesia yang sebagian besar masyarakatnya berprofesi sebagai nelayan.
“Kami mengimbau kepada pemerintah Indonesia agar segera melakukan langkah konkrit agar Jepang tidak jadi membuang limbahnya ke laut,” tutur orator dalam aksinya.
Koordinator lapangan IANFU Zaki meminta pemerintah Indonesia bisa meniru langkah China dan Korea Selatan menyikapi rencana Jepang membuang limbah pendingin reaktor nuklir Fukushima ke laut. Kedua negara tersebut, kata dia, telah mengecam dan menyurati pemerintah Nippon atas rencana tersebut.
“Kita tahu banyak masyarakat Indonesia bermata pencaharian sebagai nelayan. Apa bila limbah nuklir dibuang ke lautan pasifik, ekosistem laut akan terancam,” papar Zaki.
Dalam aksinya ini, massa membawa spanduk dan poster-poster. Satu di antara poster bertuliskan, ‘Tolak 1,25 Juta Ton Limbah Nuklir Fukushima!’. Tanggal 8 Juni diketahui sebagai Hari Laut Sedunia.
Peringatan ini dilakukan sebagai bentuk perhatian akan pentingnya menjaga ekosistem laut yang selama ini menjadi sumber daya utama yang dibutuhkan manusia.
Pemerintah Jepang sendiri berencana membuang sekitar 1,25 juta ton cairan pendingin (limbah) pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima ke laut. (ast/jpnn)