CIREBON – Proses Pendaftaran Peserta Didik Bary (PPDB) 2021 SMA untuk untuk jalur prestasi di Kota Ciribon menuai kontroversi dikalangan nitizen.
Kejangggalan ini terlihat ketika ada beberapa siswa yang mendapat skor hingga 200 ribu. Ada juga yang 100 ribu. Yang tidak kalah janggal, juga mendapatkan score 900-1.000.
Padahal dengan rumus yang ditetapkan, seharusnya batas wajar score maksimal adalah 850.
Baca Juga:Hindari Kemacetan dan Kerumunan pada Pelaksanaan Vaksin di Ballroom Grand Sudirman, Satlantas Polrestabes Kota Bandung Lakukan Rekayasa LalinDua Gerai McDonald’s di Kota Bandung Disegel Karena Langgar Prokes
Adapun rumus yang dipakai adalah S = n/m x f(rk) x 1.000. S adalah skor akhir pemeringkatan.
n adalah jumlah nilai 7 mata pelajaran kelompk A pada rapor, M adalah jumlah nilai pada rapor tertinggi, K adalah jumlah peserta didik di kelas calon pendaftar dan r adalah ranking calon peserta didik.
Sementara Rk adalah 1 + 35. r-1/k-1, rangking terkalibrasi berdasarkan jumlah peserta didik di kelas pendaftar. Kemudian f (rk) = 1- rk-1/350, skor yang diperoleh dari ranking terkalibrasi.
Dari lamam PPDB Kota Cirebon misalnya. Ada pendaftar ke SMAN 3 dan 7 Kota Cirebon dengan prestasi rapor mendapatkan skor 285.794,68.
Perkara skor ini, Akun Instagram Resmi Disdik Jabar juga dipertanyakan oleh warganet.
“Skor di PPDB tolong dikoreksi lagi ya, soalnya ada skor yang sampai 800-900, bahkan ribuan. Biar fair dan nggak merugikan pendaftar lainnya,” tulis salah seorang warganet.
“Maaf min, lebih baik memberikan pencerahan masalah skor yang ditunggu banyak orang,” tulis warganet lainnya.
Baca Juga:Pite Tewas Diduga Dianiaya di Dalam Gudang Ekspedisi si Cepat Kota Bandung, Keluarga Korban Minta Kasus DiungkapIncar Tempat Sepi, Dua residivis Sering Lakukan Aksi Pembegalan di Kawasan Gedebage
“Tolong buka QnA dong, jawab pertanyaan netizen tentang masalah skor,” tulis seorang netizen.
Sementara itu, Wakil Ketua PPDB SMAN 3 Cirebon, Komarudin menjelaskan, nilai sampai 258 ribu tersebut karena salah input dari operator SMP asal.
“Yang harusnya input nilai malah yang diinput itu rangking anak. Sehingga bilangan pembagi yang harusnya ratusan, jadi satuan. Sehingga nilainya jadi besar,” jelas Komarudin. (radarcirebon,com)
