Upacara dilakukan “hybrid” yaitu Presiden Jokowi mengikuti dari Istana Kepresidenan Bogor, sedangkan pasukan melangsungkan upacara di halaman Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri Jakarta sementara para pejabat negara mengikuti upacara dari tempat masing-masing.
“Memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama revolusi industri 4.0 dan sekaligus Pancasila harus menjadi fondasi dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkeindonesiaan,” ujar Presiden.
Menurut Presiden Jokowi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga mempengaruhi “landscape” kontestasi ideologi.
“Revolusi industri 4.0 juga telah menyediakan berbagai kemudahan dalam berdialog, dalam berinteraksi dan berorganisasi dalam skala besar lintas negara,” ungkap Presiden.
Ketika konektivitas 5G melanda dunia maka interaksi antardunia juga semakin mudah dan cepat.
“Kemudahan ini bisa digunakan oleh ideolog-ideolog transnasional radikal untuk merambah ke semua pelosok Indonesia ke seluruh kalangan dan ke seluruh usia tidak mengenal lokasi dan waktu,” tutur Presiden.
Sehingga tugas Pancasila pun tidaklah semakin ringan. “Yang harus kita waspadai adalah meningkatnya rivalitas dan kompetisi, termasuk rivalitas antarpandangan, rivalitas antar-nilai-nilai dan rivalitas antarideologi,” kata Presiden menegaskan.
Hadir juga dalam upacara peringatan tersebut, Ketua MPR Bambang Soesatyo yang bertugas membacakan Pancasila serta Ketua DPR Puan Maharani yang membacakan teks Pembukaan UUD 1945.