Biasakanlah Diri untuk Salat Berjemaah

RASULULLAH shallallahu alaihi wa sallam telah bersabda. “Maukah kamu aku tunjukkan perbuatan yang jika kamu lakukan, niscaya Allah akan menghapuskan segala kesalahan dan mengangkatmu ke derajat yang tinggi? Yaitu, melengkapkan wudu, sekalipun secara terpaksa (karena dingin atau panas), memperbanyak langkah ke masjid, dan menunggu satu shalat sesudah shalat yang lain. Itulah tambatanmu.” (HR. Muslim).

Di antara memelihara salat dan mendirikannya ialah, membiasakan diri untuk salat berjemaah. Sebab, shalat berjemaah itu melebihi salat seorang diri dengan dua puluh tujuh derajat.

Dalam hal ini Rasulullah Saw. bersabda, “Salat berjemaah pahalanya sama dengan dua puluh lima kali shalat sendirian. Apabila salat berjemaah itu dilakukan di tanah lapang, lalu ruku dan sujudnya dikerjakan secara sempurna, maka pahalanya sama dengan lima puluh kali salat sendirian.” (HR. Hakim melalui Abu Sa’id).

Salat berjemaah lebih utama daripada salat sendirian dengan perbedaan dua puluh lima pahala. Apabila salat didirikan di tanah lapang yang memuat jemaah jauh lebih banyak, lalu salat dikerjakan dengan sempurna, maka pahalanya menjadi lima puluh kali lipat dari pahala salat sendirian. Dapat disimpulkan dari hadits ini bahwa dalam salat berjemaah pahala mengikuti kepada jumlah jamaah yang mengerjakannya, semakin banyak jemaah semakin banyak pula pahalanya. Dalam hadits yang lain disebutkan, “Salat berjemaah lebih utama daripada salat sendirian sebanyak dua puluh tujuh derajat.” (HR. Bukhari dan Muslim melalui Ibnu Umar r.a.).

Pahala salat berjemaah itu lebih baik daripada salat sendirian dengan perbedaan dua puluh tujuh derajat (pahala). Demikianlah maksud dari sebuah hadis shahih tersebut. Barang siapa memandang enteng terhadap keuntungan akhirat yang dianjurkan oleh agama, padahal ia tidak perlu bersusah-payah dan berlelah-lelah untuk mencapainya, maka orang itu benar-benar telah lalai terhadap urusan agama. Sedang cintanya terhadap akhirat amatlah tipisnya, terutama manakala ia menyadari betapa berat kepayahan dan kesusahan yang harus ditempuh dalam mencari keuntungan yang sedikit dari dunia yang hina itu.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan