Info Dinas: Antara Informasi, Ambiguitas  dan Perilaku “Mediokor”

Baca juga tulisan opini lainnya: Recharge Guru

Dengan begitu, dapat ditarik makna bahwa official communication/informasi kedinasan/ info dinas adalah informasi resmi dari kantor pemerintahan yang disebarkan melalui saluran komunikasi resmi dalam platform resmi.

Dalam implementasinya, terutama info dinas dalam bentuk Wag, cara  membentuknya sangat mudah. Namun. seringkali kehilangan sifat resminya karena tidak memiliki landasan hukum pembentukannya. Oleh karenanya Wag banyak dimanfaatkan sebagai sarana komunikasi informal.

Namun untuk  Wag dengan nama info dinas, tidak bisa tidak sifat dinasnya melekat, sehingga harus  bersifat formal khususnya berkenaan dengan info yang disampaikannya termasuk tata etika dan  bahasanya walaupun tidak harus  secara pasif dan kaku  seperti bahasa surat menyurat resmi.

Ambiguitas Penggunaan Wag untuk Info Dinas

Mengingat pada umumnya alasan pembuatan Wag adalah untuk  informal/silaturahmi digital, maka pembuatan Wag untuk info dinaspun tidak luput dari pengaruh informalnya. Inilah yang dimaksud dengan Ambiguitas penggunaan Wag info dinas.

Ketika ada informasi yang perlu dikonfrontir atau mendapat penjelasan yang lebih detail acapkali diwarnai oleh tanggapan sender atau receiver dalam bahasa yang bersifat pribadi yang tidak seharusnya muncul diruang publik.

Padahal pemberian informasi di info dinas itu untuk diketahui publik, dalam kasus ini ada sikap atau ucapan dalam bentuk bahasa subjektif, ini adalah salah satu bentuk ambiguitas penggunaan Wag info dinas.

Baca juga tulisan opini lainnya: Hidup Bersama Autisme

Ambiguitas berikutnya adalah Wag  “info dinas” potensial menyuguhkan dialog semu antara sender dan receiver.

Sering kejadian si pemberi pesan (sender) terutama atasan memberi pesan/instruksi yang tidak atau kurang jelas dan di jawab oleh si penerima pesan (receiver) dengan jawaban seperti  “nggih betul, monggo siap laksanakan” tanpa diklarifikasi terlebih dulu kejelasan dari perintah atau instruksi yang dimaksud, bisa anda bayangkan bagaimana jadinya  produk kebijakan  dari komunikasi seperti itu.

Wag Info Dinas dan Sikap Mediokor

Hal diatas menunjukan sikap atau ciri orang orang atau staf yang berjiwa mediokor sebuah istilah yang mencerminkan nada negatif karena mengandung pengertian “biasa-biasa saja”, tidak istimewa atau dengan istilah lain “suam-suam kuku”, tidak panas dan tidak dingin, setengah-setengah, tidak sungguh-sungguh, antara ada dan tiada (Eliezer H Hardjo, 2015).

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan