Budaya Mudik Tertahan Aturan Pemerintah, Penjual Warung Kopi di Lingkar Barat Nagreg Hanya Bisa Pasrah

Entin mengatakan, dirinya telah pasrah dengan keadaan. Raut wajah Entin tak dapat menutupi kesedihannya di tengah udara malam yang mulai menusuk kulit.

Sambil mengingat masa-masa warung kopinya yang ramai saat kondisi mudik Lebaran, mata Entin mulai berkaca-kaca menahan sedih.

“Pengennya mah kayak dulu, setiap Lebaran lagi rame-ramenya. Kita di sini nunggu-nunggu kalau Lebaran, karena emang kerasa banget ramenya,” imbuh Entin sambil tersenyum manis menutupi raut wajahnya yang menahan sedih.

Entin mengaku, setiap tahun para penjual di wilayah lingkar Nagreg khususnya bagian Barat sangat menaruh harapan pada momen Hari Raya Idul Fitri. Namun harapan tersebut pupus karena adanya aturan larangan mudik Lebaran 2021.

“Setiap hari biasa emang suka ada aja yang dateng buat ngopi, istirahat. Cuman harapan emang pas lagi pada mudik, pas Lebaran. Cuman mau gimana, sekarang masih (pandemi) Corona. Kita ikut aja gimana aturan pemerintah,” imbuh Entin sambil merapikan dagangannya.

Dalam penuturannya, Entin berharap, agar pandemi Covid-19 segera berakhir. Menurutnya, jika virus Corona telah dapat dikendalikan oleh pemerintah, maka kondisi akan lekas normal dan momen kemeriahan Idul Fitri bisa dirasakan kembali.

Dilema memang. Pemerintah memberi aturan demi kebaikan masyarakat, namun jika dibenturkan dengan sisi perekonomian, faktanya cukup membuat rakyat kesulitan, bahkan tidak jarang yang merasa sekarat (bersusah payah jalani kehidupan di tengah pandemi). (Mg6)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan