Pekan Kedua Perang, Israel Terus Menyerang Gaza dengan Bom

Hamas mulai melancarkan serangan roket Senin lalu setelah ketegangan berlangsung selama berminggu-minggu atas kasus pengadilan untuk mengusir beberapa keluarga Palestina di Yerusalem Timur. Serangan juga dilakukan sebagai pembalasan atas bentrokan polisi Israel dengan warga Palestina di dekat Masjid Al Aqsa di kota itu, situs tersuci ketiga umat Islam, selama masa bulan suci Ramadhan.

Ketenangan yang Berkelanjutan?

Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan pemerintahnya tengah bekerja dengan semua pihak untuk mewujudkan ketenangan yang berkelanjutan.
“Kami juga meyakini bahwa masyarakat Palestina dan Israel sama-sama pantas untuk hidup dalam keselamatan dan keamanan serta menikmati tingkat kebebasan, kesejahteraan, dan demokrasi yang sama,” katanya dalam rekaman video yang disiarkan dalam peringatan hari raya Idul Fitri pada Minggu.
Di  New York City, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan kepada Dewan Keamanan bahwa pertempuran di Israel dan Gaza “benar-benar mengerikan”. Dia menyerukan agar peperangan dihentikan segera.
Guterres mengatakan PBB “secara aktif melibatkan semua pihak untuk segera mewujudkan gencatan senjata” dan mendesak mereka untuk “memungkinkan upaya mediasi bisa meningkat dan berhasil”. Para utusan PBB telah membantu proses mediasi gencatan senjata sebelumnya antara Israel dan Hamas.
Washington, yang merupakan sekutu kuat Israel, telah terisolasi di Perserikatan Bangsa-Bangsa karena sikapnya yang keberatan terhadap pernyataan publik Dewan Keamanan terkait kekerasan yang berlangsung. AS khawatir pernyataan itu dapat membahayakan diplomasi di belakang layar.
Raja Yordania Abdullah mengatakan kerajaannya terlibat dalam diplomasi intensif untuk menghentikan apa yang dia sebut sebagai peningkatan militer Israel. Raja, yang keluarga penguasanya memiliki hak perawatan atas situs Muslim dan Kristen di Yerusalem, tidak memberikan pernyataan lebih lanjut. Israel dan Yordania telah berdamai pada tahun 1994.
Militer Israel mengatakan bahwa Hamas, sebuah kelompok Islam yang dianggap oleh Israel, Amerika Serikat, dan Uni Eropa sebagai gerakan teroris, dan faksi bersenjata lainnya telah menembakkan lebih dari 2.800 roket dari Gaza selama sepekan terakhir.
Angka tersebut lebih dari setengah jumlah yang ditembakkan selama 51 hari dalam perang tahun 2014 antara Hamas dan Israel, kata militer, dan lebih intensif bahkan daripada pengeboman Hizbullah dari Lebanon selama perang tahun 2006 antara Israel dan kelompok Syiah yang didukung Iran.

Tinggalkan Balasan