Kewajiban dan Pahala Mencari Ilmu

Berdasarkan pengertian ini, maka makna yang dimaksud ialah carilah ilmu apa pun yang bermanfaat bagi kepentingan orang banyak.

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam telah bersabda, “Bersegeralah kalian untuk menunut ilmu (agama) karena satu hadits yang dikemukakan oleh orang yang jujur merupakan hal yang lebih baik daripada dunia dan emas serta perak yang ada di dalamnya.” (HR. ar-Rafi’i).

[=—–Dan dalam hadis yang lain dinyatakan, “Orang yang menuntut ilmu berarti menuntut rahmat; orang yang menuntut ilmu berarti menjalankan rukun Islam dan pahala yang diberikan kepadanya sama dengan pahala para nabi.” (HR. Dailami dari Anas R.a.).

Dua hadis ini maknanya bahwa pahala mencari ilmu, khususnya ilmu agama, amat besar sehingga suatu hadits yang didapat dari orang yang dipercaya mengatakan bahwa pahalanya jauh lebih baik daripada dunia dan seisinya. Seorang penuntut ilmu berarti menuntut rahmat dan melakukan Rukun Islam, pahalanya diberikan bersama-sama dengan para nabi.

Nabi Muhammad Saw. bersabda, “Menunut ilmu lebih utama di sisi Allah daripada shalat, shaum, haji, dan berjihad di jalan Allah Swt.” (HR. ad-Dailami). Dan dalam hadits yang lain dinyatakan, “Berpagi hari dan bersore hari untuk mencari ilmu (pahalanya) lebih baik daripada berjihad di jalan Allah.” (HR. ad-Dailami melalui Ibnu Abbas r.a).

Dikatakan demikian karena ilmu merupakan kunci dari segala sesuatu. Barang siapa yang menghendaki pahala akhirat maka ia harus berilmu, begitu pula dengan yang lainnya. Setiap orang yang beramal tanpa ilmu, maka amalnya ditolak dan tidak diterima karena syarat utama bagi diterimanya suatu amal ialah ilmu. Oleh karena itu, dikatakan bahwa tidurnya orang yang ‘alim lebih baik daripada ibadahnya orang yang bodoh (tidak ‘alim).

Pada hadits yang lain telah disebutkan bahwa berangkat berjihad di jalan Allah jauh lebih baik pahalanya daripada dunia dan isinya. Akan tetapi, dalam hadits ini disebutkan bahwa lebih besar lagi pahala orang yang menuntut ilmu, khususnya ilmu agama.

Rasulullah Saw. telah bersabda, “Mengetahui ilmu fiqih walaupun sedikit, lebih baik daripada banyak ibadah, dan cukuplah ilmu fiqih seseorang bila dapat menuntunnya untuk beribadah kepada Allah; dan cukuplah kebodohan seseorang bila ia merasa kagum dengan pendapatnya sendiri. Dan sesungguhnya manusia itu ada dua macam, yaitu orang mukmin dan orang jahil (bodoh dalam masalah agama). Karena itu janganlah engkau menyakiti orang mukmin dan jangan pula engkau berdebat dengan orang jahil.”

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan