Dialog Interaktif Potensialitas Perempuan Muslim dalam Menghadapi Tantangan Zaman
BANDUNG – Perempuan hari ini menghadapi tantangan peradaban. Sebagai sosok yang berperan penting dalam pendidikan keluarga, perempuan harus mampu menghadapi tantangan zaman.
Berkaitan dengan fenomena tersebut, Neno Warisman, publik figur sekaligus aktivis perempuan, dalam kesempatan Dialog Dialog Interaktif Potensialitas Perempuan Muslim dalam Menghadapi Tantangan Zaman yang diselenggarakan oleh Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) Organisasi Wilayah (Orwil) Jawa Barat pada Selasa, (27/4), mengusulkan, perlu adanya penguatan di tiga platform agar perempuan zaman kini mampu menghadapi tantangan tersebut.
“Pertama yang harus dibentuk adalah platform otaknya. Kita sambut setiap anak perempuan dengan satu set perpustakaan pertamanya,”ujarnya.
Membangun kecerdasan perempuan sejak dini dengan membatasi penggunaan gawai dan didikan orang tua, terutama ibu. Ibu adalah pendidikan pertama dan utama, yang menjadi contoh dan teladan bagi anak. Membangun kognisi (kecerdasan) dengan etos belajar sehingga anak menjadi berilmu. Hasilnya, perempuan akan memiliki sifat tangguh, pantang menyerah, mandiri, objektif, dan rasional.
Kedua, dengan membentuk platform ruhaninya dan perasaannya.
“Jadi ruhaninya sangat kaya jika diberikan pengasuhan dengan gaya yang tidak menyalahkan, empatik, berbasis ketaladanan,”tuturnya.
Membangun platform ruhani tersebut dilakukan dengan memberikan afeksi yang cukup, dengan mengajarkan etika berbasis Al-Qur’an. Harapannya, agar dapat menanamkan nilai-nilai kebenaran, kejujuran, keadilan, serta kasih sayang.
Ketiga, platform profesional. Membentuk perempuan menjadi sosok yang tangguh, mampu bertahan menghadapi tantangan. Dibangun dengan etos entrepreneur berbasis bakat dan minatnya.
Buka Potensi untuk Hidup Lebih Bermakna
Dalam kesempatan tersebut, Prof. Dyah Kusumastuti, Guru Besar, Akademisi dan Praktisi Universitas Sangga Buana Bandung dan Siti Muntamah, Istri Wali Kota Bandung, Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, juga memberikan pandangannya.
Menurut Guru Besar Universitas Sangga Buana tersebut, semua perempuan memiliki potensi. Tinggal mempelajarinya dan memaksimalkanya.