Sudah Sejak Lama Warga Kampung Cigumentong Belum Pernah Merasakan Nonton TV

“Ingin ikut merasakan seperti kampung-kampung yang lain, jangan gelap terus. Jadi sebagai warga Indonesia, ingin sama merasakan nyala listrik,” ujar Dadang.

Sambil mengerjakan kegiatan membuat pengikat dari kawat, Dadang menyebutkan, bahwa sudah sejak 2011 lalu warga di kampung tersebut menyantol dari pengelola KW Leuwiliang.

“Saya asli warga sini. Dari saya kecil sampai sekarang, saya masih belum menikmati listrik,” imbuhnya.

Meski begitu, lanjut Dadang, warga di Kampung Cigumentong sebelumnya pernah menerima bantuan alat pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dari Universitas Padjajaran (Unpad).

Akan tetapi, alat yang sempat dianggap sebagai harapan bagi warga Kampung Cigumentong agar dapat menikmati manfaat listrik, tidak bertahan lama.

“Dulu pernah ada bantuan tenaga surya dari Unpad untuk penerangan di Mushola, namun kini sudah tidak berfungsi karena baterainya rusak, dan turbin pun sejak 2011 lalu sudah tidak berfungsi lagi,” kata dia.

Ia mengatakan, pada 2018 lalu, PLN telah memasang sebanyak 76 tiang listrik, namun sampai saat ini belum dipasangi kabel.

Saat itu, pihak PLN mengatakan masih terkendala perizinan dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat.

Karena hal tersebut, maka hingga saat ini menurut Dadang, masih belum dipasangi kabel pada tiang-tiang tersebut.

“Kemarin, saya mendapatkan pesan singkat dari petugas PLN kalau Cigumentong dan Wilayah Cimulu, Kabupaten Garut secepatnya akan dialiri listrik. Mudah-mudahan secepatnya terealisasi,” tuturnya.

Selain aliran listrik, kata dia, Ia berharap agar pemerintah dapat memperbaiki akses jalan di kawasan tersebut, dan memfasiliasi jaringan telepon dan Internet.

Terlebih sistem belajar di tengah pandemi Covid-19 bagi anak-anak Kampung Cigumentong sangat kesulitan jika harus belajar online.

‘’Jad selama pandemi, anak-anak sekolah di Kampung Cigumentong masih belajar tatap muka di sekolah lantaran tak ada jaringan internet,’’kata dia.

Ia menambahkan, pihaknya mengaku telah berdiskusi dengan petugas dari perusahaan penyedia jaringan internet, terkait fasilitas jaringan telepon maupun internet di kampung tersebut.

“Saya sudah berdiskusi dan disuruh untuk membuat surat pengajuan, namun jika didorong oleh Pemkab Sumedng mungkin bisa lebih cepat terealisasi,” kata Dadang.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan