JAKARTA – Pemerintah Indonesia menyatakan kesiapannya berperan sebagai pemimpin bersama Inggris dalam konferensi tingkat tinggi PBB, yakni COP 26 (Conference to the Parties yang ke 26) bulan Oktober mendatang di Glasgow, Skotkandia, Inggris Raya. COP adalah pertemuan antar negara terkait pelestarian lingkungan, mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim.
Indonesia ditunjuk sebagai Co-Host diwakili oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Dalam sambutannya, Menko Airlangga menyatakan, keinginan untuk ikut memimpin proses dialog perubahan iklim merupakan salah satu komitmen Indonesia turut aktif secara global dalam menghentikan dampak buruk perubahan iklim.
“Indonesia akan memimpin dengan memberikan contoh (leading by example),” ujarnya dalam keterangannya, Sabtu (17/4).
Menko Airlangga juga mengatakan, Indonesia sendiri telah mengambil langkah-langkah konkrit sebagai negara pertama yang mengimplementasikan Voluntary Partnership Agreement (VPA) on Forest Law Enforcement, Governance and Trade (FLEGT) bersama Uni Eropa dan Inggris.
“Pada tahun 2020, Indonesia juga telah berhasil menurunkan 91,84 persen kebakaran lahan dibandingkan tahun sebelumnya,” tuturnya.
Menurutnya, jika dibandingkan dengan negara-negara lain, kebakaran hutan di Indonesia pada tahun lalu adalah seluas 300 ribu hektar, sementara itu di Amerika Serikat seluas 3,5 juta hektar, di Uni Eropa seluas 400 ribu hektar, hutan amazon 2,2 juta dan 18,6 juta hektar di Australia pada periode yang sama.
Sehingga, kata Airlangga, diperlukan kesamaan informasi, pengetahuan dan persepsi dari seluruh negara agar tindakan-tindakan yang bersifat diskriminasi terhadap upaya mewujudkan produksi dan perdagangan yang berkelanjutan harus dihilangkan.
“Kita semua tentunya sepakat bahwa isu ancaman perubahan iklim dan kelestarian lingkungan tak dapat diselesaikan tanpa kerja sama dan kolaborasi dari seluruh negara di dunia. Upaya ini tentunya dilakukan bersamaan dengan keinginan negara untuk mensejahterakan rakyatnya,” ucapnya.
Melalui forum tersebut, Airlangga menambahkan, diharapkan dapat menjadi wadah kolaborasi untuk tercapainya kesepakatan terkait visi dan peta jalan dari upaya pelestarian lingkungan serta mitigasi dan adaptasi dari perubahan iklim.
“Indonesia selalu berkomitmen dan mendukung serta turut aktif secara global dalam perlindungan alam dan keanekaragaman hayati, untuk menghentikan dampak buruk perubahan iklim dengan mengurangi tingkat emisi dan pada saat yang sama mempercepat program pengentasan kemiskinan yang juga penting untuk dilakukan,” jelasnya.