DEPOK – Lembaga survei dan pemberdaayan politik Democracy and Electoral Empowerment Partneship (DEEP) Kota Depok baru saja meresmikan kantornya yang baru, di Jalan Raya Keadilan No. 11, Rangkapan Jaya Baru, Pancoran Mas, Depok.
Acara launching gedung baru DEEP itu sempat dihadiri Wakil Wali Kota Depok Imam Budi Hartono (IBH), pada Kamis (15/4).
Dalam kesempatan itu, IBH mengapresiasi peranserta DEEP yang sejauh ini telah berkontribusi terhadap jalan demokrasi dan Pilkada di Kota Depok.
IBH juga berharap agar DEEP menjadi mitra kerja pemerintah Kota Depok untuk bersama-sama membangun Depok yang sejahtera dan berbudaya.
“Saya berharap bisa sama-sama membangun kebaikan untuk Depok maju, berbudaya dan sejahtera,” ucap IBH.
Sementara, Koordinator DEEP Kota Depok, Fajri Sayidinillah mengatakan DEEP siap mengawal proses demokrasi dan elektoral politik di Kota Depok.
“Dengan diresmikannya gedung DEEP yang baru ini tentu semakin memotivasi kami untuk terus mengawal demokrasi ke depan, khususnya di Kota Depok,” kata Fajri kepada wartawan, Jumat (16/4).
Fajri menjelaskan, kehadiran DEEP tidak bisa dipisahkan dari semangat membangun iklim demokratisasi di Indonesia.
Menurutnya, proses konsolidasi (pematangan nilai) demokrasi di Indonesia belum sepenuhnya terealisasi. Hal itu, kata dia, lantaran infrastruktur politik (kesadaran warga) belum berhasil didorong ke arah menuju kematangan demokrasi.
“Masyarakat Indonesia belum berhasil didorong menuju fase kematangan demokrasi. Indikatornya bisa dilihat dari rendahnya kesadaran politik warga ditambah sikap antipati terhadap demokrasi,” ujar Fajri.
Fajri mengatakan, untuk menjawab tantangan tersebut, masyarakat perlu dibekali dengan edukasi politik melalui pendidikan politik warga serta peningkatan sosialisasi politik.
Sarana Edukasi Politik
Untuk itu, DEEP hadir sebagai bagian dari sarana edukasi politik yang siap mengawal konsolidasi politik di Indonesia yang saat ini masih dalam tahap transisi.
“Demokrasi kita sedang menuju ke fase demokrasi yang terkonsolidasi. Sehingga saat ini kita masih berada dalam fase transisi. Namun, fase ini tidak akan bisa terlewati jika tidak ditopang dengan kerja-kerja konret menuju demokrasi yang lebih matang,” ujar Fajri.
Fajri mengatakan, untuk mewujudkan misi tersebut, pihaknya kini rutin mengadakan kajian-kajian tentang demokrasi dan pemilu.