BANDUNG – Puluhan mahasiswa yang tergabung kedalam aliansi mahasiswa INABA melakukan orasi di lingkungan gedung Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (Lldikti) wilayah IV di jalan P.H H Mustofa Kota Bandung pada Senin(5/4/2021).
Hal ini ditujukan guna menghasilkan kesepakatan perundingan atas skorsing 20 mahasiswa sekolah tinggi Indonesia membangun (STIE INABA) yang dilakukan oleh pihak kampus. Ketua orator sekaligus presiden mahasiswa INABA, Muhammad Arie, menegaskan bahwa LLdikti harus menyelesaikan permasalah ini, dimana hal tersebut merupakan tupoksi dari LLdikti itu sendiri.
“Kami meminta agar dalam dua hari LLdikti mampu menyelesaikan permasalahan ini. Sebagaimana tupoksi LLdikti yaitu pengendalian, pengawasan perguruan tinggi yang ada di wilayah mereka,” ujarnya sambil menggebu-gebu.
“Kami takut ini menjadi awal dari kebodohan kaum muda. Karena dalam hal mengembangkan daya intelektual mereka dihambat oleh pihak kampus,” tambahnya.
Disamping itu, menurut Ari, permasalahan ini bisa menjadi pemicu terjadinya kejadian serupa yang mana aspirasi mahasiswa untuk melakukan nilai-nilai demokrasi tidak terlaksana.
“Jika kasus ini tidak diselesaikan, maka ditakutkan kampus² lain akan melakukan hal yg sama,” ujarnya.
Ia pun menganggap hal ini bukan lagi masalah sepele, tetapi sudah masuk kedalam ranah kemanusiaan.
Muhammad Taufan, salah satu mahasiswa yang diskorsing, menyebut bahwa skorsing yang dijatuhkan kepadanya tidak beralasan. Padahal saat itu dia dan 19 orang lainnya hanya menuntut hak-hak.
“Mahasiswa ini tidak tahu mengapa mereka diskorsing. SK dari kampus tersebut tidak jelas. Kami bahkan masuk kampus saja tidak bisa,” ujarnya.
Ditempat yang sama, Sub koordinator Akademik LLdikti wilayah IV, Agus Supriyanta mengatakan akan melakukan upaya semaksimal mungkin terkait hal ini.
“Amanah yang cukup berat tapi menantang kami akan berupaya menyelesaikan kasus ini. Komitmen dari pimpinan kami. Kami akan menyelesaikan kasus ini, jadi ada win-win solution,” ucapnya. Mg1