SUMEDANG – Setelah dibongkar paksa demi proses evakuasi korban bencana longsor di Dusun Bojongkondang Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, madrasah dan pesantren Nurul Islam kembali di bangun pada Minggu (28/3).
Diketahui bahwa lokasi madrasah dan pesantren Nurul Islam nantinya tidak jauh dari sebelumnya yaitu di Dusun Babakan Limus, Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung.
Ganti rugi dan pembelian tanah pun langsung diberikan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumedang kepada pengelola pesantren, Ustad Totoh Gozali.
Tak hanya lahan dan bangunan, berbagai bantuan pun datang dari donatur termasuk salah satunya Club Motor besar Harley, D’Bodorz yang memberikan santunan berupa uang tunai berjumlah Rp 90 juta rupiah.
Club Motor Gede (Moge) yang dipimpin Kolonel TNI Angkatan Laut, Farez, memberikan bantuan uang tunai tersebut untuk Madrasah Nurul Islam kepada pimpinan madrasah, ustad Totoh Gozali.
“Alhamdulilah kita berikan santunan, dari club motor dan TNI AL. Mudah mudahan bermanfaat terutama kepada santri dan warga terdampak lainnya,” kata Farez kepada wartawan pada Minggu (28/3).
Kolonel Farez menambahkan, bahwa Club Mogenya memang berbeda dengan Club Motor Gede lain yang identik dengan arogan dan main kebut kebutan.
“D’Bodorz justru lebih mengedepankan aksi sosial dan kemanusian dalam setiap tuoring jelajah daerah,” ujarnya.
Wakil Bupati (Wabup) Sumedang Erwan Setiawan yang mendampingi penyerahan bantuan itu mengucapkan terima kasih kepada Club Motor dan TNI AL.
Bantuan itu tutur Erwan, sering diberikan TNI AL kepada korban longsor sejak pertama longsor sampai pasca longsor atau pemulihan ekonomi pasca longsor.
“Semuanya ada 120 santri, laki-laki dan perempuan. Semuanya direlokasi termasuk tempat tinggal ustad. Sampai saat ini proses pembangunan madrasah masih berlanjut, mulai lahan dan bangunan Pemkab yang menanggung,” imbuhnya.
Sementara itu, ustad Totoh Gozali mengaku, bahwa ia sangat terbantu dan berterima kasih sekali atas bantuan tersebut.
“Minimal anak anak santri bisa belajar agama dengan nyaman karena tempat dulu masuk zona merah dan harus pindah lokasi,” pungkas Totoh.
Meskipun demikian, Totoh mengakui bahwa hingga saat ini relokasi korban masih belum ada kejelasan, namun ia berharap agar dapat ditempatkan dekat dengan Madrasah Nurul Islam.