Kudaku Lama Tak Menari Akibat Pandemi

Dengan celana jeans hitam panjang, kemeja organisasi Ibu Djati berwarna cokelat dan sepatu both hitamnya, Dadang mengeluarkan sebungkus rokok dari saku kemeja lalu menyulutnya satu batang.

Usai menghisap rokok, Dadang melanjutkan ceritanya. Katanya, pada 1910, Renggong lahir di Desa Cikurubuk, Kecamatan Buahdua, Kabupaten Sumedang.

Sambil mengusap-usap dagu menggunakan lengan kirinya, Dadang terlihat mencoba mengingat sejarah. Dadang pun mulai melanjutkan penuturannya, bahwa lahirnya Renggong di Sumedang berawal dari seorang anak bernama Sipan.

“Aki Sipan. Dulu awalnya dari anak yang namanya Sipan. Jadi, dulu Aki Sipan tuh tekun ngurus kuda, sampe akhirnya bisa dilatih dan bisa nari. Jadi narinya yang suka diliat sekarang-sekarang kalau ada Renggong. Kuda menggangguk-angguk, kakinya mengangkat-angkat dan berbaris rapih,” imbuhnya.

Bulan saat itu telah menggantikan peran matahari. Udara malam semakin terasa memeluk tubuh. Namun Dadang seakan tidak peduli, ia terlihat asik melanjutkan sejarah lahirnya Renggong di Sumedang.

Kami pun membuat dua gelas kopi sebagai pemanis. Sambil mengocek kopi miliknya, Dadang melanjurkan, bahwa kuda Renggong hasil Aki Sipan yang telah dikenal dapat menari, kemudian diberi dukungan oleh Pangeran Mekah.

Saat itu, katanya barulah kuda Renggong mulai dipertunjukan dalam acara khitanan, guna membuat anak yang disunat beserta keluarga merasa senang dan terhibur dengan menunggangi kuda sambil diiringi musik dog-dog dan angklung.

“Nah dari pas udah mulai dikenal jadi pertunjukan, mulailah seni kuda Renggong jadi tradisi buat masyarakat Sumedang. Biasanya sebagai sarana perlengkapan upacara khitanan dan gusaran, buat hiburan,” tuturnya.

Perlu diketahui sebelumnya, pada buku karya Ganjar Kurnia dengan judul Deskripsi Kesenian Jawa Barat edisi 2003, kata Renggong dalam Kuda Renggong adalah metatesis dari kata ronggeng, maksudnya, kamonesan (keterampilan) cara kuda berjalan yang telah dilatih menari mengikuti irama musik, terutama kendang.

Usai bertemu dengan Dadang Bendo sebagai salah seorang pegiat kesenian Sunda, Jabar Ekspres melanjutkan penelusuran ke salah satu grup Renggong yang ada di Sumedang untuk mengetahui bagaimana aktivitas mereka di tengah pandemi Covid-19.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan