BANDUNG – Sepertinya, pemerintah memang sebaiknya menganulir rencana impor beras sebanyak 1 juta ton. Pasalnya, ketersediaan beras pada gudang-gudang milik Perusahaan Umum (Perum) Badan Urusan Logistik (Bulog), saat ini, berlimpah. Ketersediaan beras di Jabar pun berlimpah.
Kepala Perum Bulog Divisi Regional (Divre) Jabar, Taufan Akib, mengemukakan, saat ini, pihaknya mencatat, ketersediaan beras di wilayahnya, hingga 24 Maret 2021 mencapai 176.144 ton setara beras.
“Itu terdiri atas stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) sekitar 175.418 ton dan beras premium sekitar 726 ton,” tandas Taufan Akib, Rabu (24/3/2021) melalui pesan WhatsApp.
Volume itu, jelasnya, bisa bertambah karena hingga kini, pihaknya terus melakukan penyerapan. Terlebih, sambung dia, saat ini, Jabar segera memasuki masa panen raya.
Di wilayahnya, jelas Akib, pihaknya mengoperasikan gudang-gudang yang tersebar pada 7 kantor cabang. Secara total, jelas dia, daya tampung sekitar 401 ribu ton.
“Artinya, gudang-gudang kami masih memiliki ruang untuk penyerapan pengadaan sekitar 224.856 ton,” ucapnya.
Optimalisasi Penyerapan Beras Hasil Petani
Soal penyerapan beras hasil petani, pria asli Makassar ini menegaskan, pihaknya terus melakukannya. Agar lebih optimal, ungkapnya, pihaknya memiliki sejumlah jurus.
Di antaranya, kata dia, mengoptimalkan peran Satuan Kerja (Satker) Pengadaan Gabah-Beras (ADA) dan Mitra Kerja Pengadaan, termasuk jaringan beserta Unit Pengolahan. Lalu, sambungnya, gencar melakukan sosialisasi, monitoring, koordinasi aktif tentang pengadaan gabah/beras kepada Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, termasuk Kelompok Tani (Poktan) atau Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), dan Mitra Kerja Pengadaan.
“Kami pun meningkatkan peran market intelligence, baik mandiri maupun bekerja sama dengan pihak lainnya. Seperti BPS (Badan Pusat Statistik), Dinas Pertanian Provinsi dan Kota-Kabupaten. Itu untuk memperoleh data harga dan produksi lebih awal di lokasi yang segera, sedang panen, dan telah panen,” paparnya.
Tidak itu saja, kata dia, pihaknya pun melakukan penjajakan kegiatan on farm melalui pola kemitraan. Bahkan, ungkap dia, pihaknya berkoordinasi dengan perbankan sebagai upaya menambah pelayanan hari dan jam layanan operasional aktivitas penyerapan.
“Jadi, menjelang Ramadan, masyarakat tidak perlu mengkhawatirkan ketersediaan beras,” tutupnya.