70.000 UMKM di Kota Bandung Belum Terima Bantuan

Menurutnya, minimnya modal menjadi permasalahan utama yang dihadapi pelaku UMKM selama pandemi Covid-19 satu tahun terakhir.

“Minimnya modal menjadi permasalahan umum para pelaku usaha mikro. Pengelolaan Keuangan yang tidak efisien juga menjadi salah satu kemdala usaha mikro sulit untuk berkembang. Kurangnya Inovasi produk, belum memaksimalkan pemasaran secara online, tidak memiliki ijin, itu salah satu menjadi penyebab anjloknya omset terutama dimasa pandemi saat ini,” kata Nuri.

Selain itu, ia menambahkan, pandemi Covid-19 memiliki andil yang besar dalam penurunan omset UMKM. Menurutnya, pelaku usaha di bidang kuliner bahkan menurun hingga 97%.

“Rata-rata mengalami penurunan omset sebesar 65% dari omset sebelum terdampak. UMKM Jenis usaha kuliner seperti makanan ringan kemasan, makanan siap saji, dan minuman ringan mengalami penurunan bervariasi antara 60% sampai 97%. Namun khusus untuk produk madu dan obat-obatan tradisional mengalami kenaikan 100%,” ungkapnya.

Hal serupa juga menimpa jenis UMKM fashion yang menurut Nuri, mengalami penurunan hingga 79%. Menurutnya, jenis usaha fashion yang paling terdampak adalah UMKM yang bergerak di bidang pakaian hal ini disebabkan oleh adanya penurunan order, bahan baku yang susah didapat dan harga yang mahal serta terhambatnya distribusi menggunakan jasa pengiriman. (ayu)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan