BANDUNG – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bandung mewajibkan adanya simulasi sebelum pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM). Hal tersebut merupakan upaya agar mengetahui kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi selama PTM berlangsung di tengah pandemi Covid-19.
“Sebelum dibuka, wajib hukumnya simulasi,” tegas Ketua DPRD Kota Bandung, Tedy Rusmawan kepada wartawan di Plaza Balai Kota Bandung, Rabu (24/3).
“Kita tetap mendorong pemerintah kota Bandung tetap harus melakukan simulasi, protokol kesehatannya, ketika mereka di dalam kelas, mereka bermain, kemudian ketika akan pulang betul-betul harus dilakukan simulasi,” imbuhnya.
Ia menambahkan, pihaknya ingin Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung melalui dinas terkait melakukan simulai sama halnya ketika relaksasi ekonomi diberikan.
“Itu (simulasi, red) kita juga ingin melihat ketika diprosesnya sama dengan ketika Pemkot membuka mal membuka tempat-tempat hiburan, ada simulasi. Mudah-mudahan tidak dalam waktu yang lama bisa melakukan simulasi tatap muka ini,” ungkapnya.
Berdasarkan informasi yang ia peroleh dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, awal penerapan PTM tidak akan dilakukan 100%. Sehingga terdapat beberapa skenario yang telah disiapkan.
“Kita kemarin menanyakan terkait dengan sistem sekolah ternyata tatap muka ada beberapa tipe. Ada yang shift pagi ada shift siang, ini kemungkinan yang dipake seperti ini. Tapi ada alternatif lagi sepekan belajar sepekan engga,” tuturnya.
“Pasti kurikulumnya yang biasanya jam tujuh keluar setengah tiga pasti ada pengurangan target-target. Ini kita minta dimatangkan,” sambungnya.
Tedy juga menilai, orang tua memiliki peran penting dalam keberlangsungan PTM apabila kembali digelar pada Juli mendatang. “Peran serta orang tua untuk anak pakai masker kemudian maskernya yg standar penting sekali. Secara (sarana, red) kemarin dari pihak sekolah yang kita kunjungi mereka siap,” jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Wali Kota Bandung Oded M. Danial mengungkapkan pihaknya masih menunggu kebijakan pusat.
“Kita terus melakukan persiapan pak Ema (Sekretaris Daerah Kota Bandung) terus berkoordinasi dengan dinas terkait, mudah-mudahan masih ada waktu tiga bulan lagi. Saya kira kalau sesuai kebijakan pusat bisa dilaksanakan tatap muka, kita siapkan,” ungkapnya.