JAKARTA – Pengalaman pahit manis dirasakan perawat sukarelawan RS Darurat Wisma Atlet Evy Ina Sasauw selama setahun menangani pasien Covid-19. Evy mengaku menghadapi banyak tantangan selama merawat pasien covid-19. Selama delapan jam nonstop dia bertugas dengan dilengkapi APD.
“Mulai dari mengasuh, mendengar, menerapkan sifat caring (peduli) kepada pasien,” kata Evy dalam siaran YouTube BNPB, Rabu (17/3).
Menurut Evy, perawat berperan penting dalam memberikan memotivasi pasien yang meraasa tidak diterima oleh keluarga dan lingkungannya. Sentuhan-sentuhan berupa perhatian sangat dibutuhkan pasien selama menjalani perawatan. Para perawat harus bisa membangkit kembali semangat pasien.
“Itu bisa memotivasi karena bagi saya pasien saja bisa semangat kenapa saya tidak,” ujar Evy.
Evy merasakan suka duka yang beragam. Dia sangat senang melihat pasien yang gembira dan bersemangat ingin sembuh.
Selain itu, dia juga bisa mengenal teman sejawat dari berbagai daerah untuk berbagi pengalaman. Kepedihan juga menyelimuti hati Evy saat menghadapi pasien yang stres dan mengancam bunuh diri.
“Kami menyikapinya dengan memposisikan diri sebagai keluarga buat mereka. Mendukung mereka,” tutur dia.
Evy juga terkadang memendam kesedihan, rindu bertemu keluarganya. Dia bersyukur tidak pernah mengalami kekerasan dari pasien seperti kejadian di beberapa rumah sakit lainnya.
“Semoga tidak pernah dan tidak akan terjadi di Wisma Atlet,” pinta dia.
Meski bekerja dengan sepenuh hati, terkadang Evy khawatir terjangkiti covid-19 dari pasien yang dirawatnya.
“Kami di sini sangat disayangkan sudah banyak yang tertular. Harapannya semoga ke depannya makin berkurang dan tidak ada tenaga kesehatan yang tertulari covid,” sambungnya.
Evy mengharapkan perawat seluruh Indonesia tetap semangat dan tangguh melayani pasien Covid-19.
“Semoga ke depan perawat tidak mendapatkan stigma negatif. Tetap didukung dalam hal pelayanan. Ilmu ditingkatkan di dunia kesehatan khususnya di keperawatan,”pungkasnya (JPNN)