JAKARTA – Budi Gunadi Sadikin Menteri Kesehatan telah menegaskan hampir seluruh vaksin COVID-19 yang didatangkan pada Desember 2020 di Indonesia telah habis terpakai. Vaksin tersebut secara pemakaian sudah mendekati masa kedaluarsa dan telah habis.
“Kalau yang kedaluarsanya dekat adalah vaksin yang kita dapat di bulan Desember 2020, yaitu 1,2 juta yang gelombang pertama yang jatuh (kedaluarsa) di 25 Maret 2021,” katanya saat Rapat Kerja bersama Komisi IX DPR, Senin (15/3).
Berdasarkan catatan Kementerian Kesehatan, vaksin tersebut sudah seluruhnya dipakai tenaga kesehatan, kecuali di Papua dan sedang dipantau laporannya. Dikatakannya, sebanyak 1,8 juta vaksin untuk gelombang berikutnya memiliki waktu kedaluarsa di akhir Mei 2021.
Meski begitu, saat ini vaksin yang kini sedang diwaspadai waktu kedaluarsanya adalah AstraZeneca. Karena vaksin itu memiliki interval penyuntikan yang berbeda dengan vaksin lain, yakni sembilan sampai 12 minggu dari suntikan pertama.
“AstraZeneca ini kedaluarsanya Mei 2021 dan sampai sekarang kita masih menunggu juga rilis dari BPOM terkait keamanannya,” katanya.
Diketahui, BPOM terpaksa menunda implementasi vaksin AstraZeneca menyusul laporan gangguan pada darah dari penerima vaksin di beberapa negara Eropa. BPOM hingga saat ini menunda pemakaian vaksin tersebut hingga muncul laporan resmi terkait keamanan vaksin AstraZeneca dari Lembaga Kesehatan Dunia WHO.
Budi menambahkan, demi menghindari kedaluarsa pemerintah rencananya akan memanfaatkan 1,7 juta vaksin AstraZeneca akan dihabiskan dalam rangkaian vaksinasi pertama. Informasi tambahan, vaksin akan tiba sekitar 3 juta di tanggal 22 Maret 2021 dan 7 juta di tanggal 22 April 2021 nanti. (fin)