Milenial Harus Ubah Mindset tentang Bertani, Regenerasi Petani Penting untuk Jaga Ketahanan Pangan

SUKABUMI – Pemerintah Kota Sukabumi, Jawa Barat mendorong minat kaum milenial untuk bertani dengan mengkolaborasikan sektor pertanian dengan pariwisata untuk menjaga ketahanan pangan sekaligus mendongkrak perekonomian masyarakat.

“Harus diakui kaum muda atau milenial yang memiliki menjadi petani semakin langka. Apalagi di tengah era digital seperti sekarang ini. Sehingga, lahan pertanian seperti sawah tidak hanya sebatas untuk bercocok tanam, tapi juga menjadi tempat wisata untuk menarik minat kaum milenial bertani,” kata Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi di Sukabumi, Selasa, (16/3).

 

Petani Identik dengan Kotor dan Kerja Kasar?

Menurutnya, kaum milenial harus mengubah pandangannya bahwa menjadi petani identik dengan kotor dan kerja kasar. Padahal dunia pertanian saat ini sudah semakin berkembang dengan menggunakan berbagai teknologi tepat guna.

Menjadi petani tidak harus turun ke ladang atau sawah, tetapi bisa memanfaatkan perkarangan rumah dengan melakukan pola pertanian hidroponik yang hasil panennya bisa untuk konsumsi sendiri.

Selain itu, bisa juga menjadi produk jualan. Apalagi dengan meningkatnya peminat sayuran hidroponik saat ini sehingga bisa menjadi potensi pendapatan yang menjanjikan.

Cara lainnya dengan mengkolaborasikan dunia pertanian dengan pariwisata. Seperti menjadikan sawah sebagai tempat menanam padi dan juga menjadi tempat wisata. Minimalnya kaum milenial berminat dahulu datang ke sawah untuk berwisata sekaligus belajar tentang pertanian.

“Regenerasi petani sangat penting untuk menjaga ketahanan pangan, jangan sampai kebutuhan pangan selalu bergantung pasokan dari daerah lain. Maka dari itu, kaum milenial harus ikut peduli terhadap ketersediaan pangan. Apalagi profesi menjadi petani hingga saat ini masih menjanjikan karena kebutuhan tidak akan berhenti bahkan setiap waktu terus bertambah,” tambahnya.

Sementara, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Sukabumi Andri Setiawan mengakui bahwa kaum muda yang minat terjun ke usaha pertanian sangat minim. Sehingga, regenerasi petani menjadi terhambat.

Saat ini mayoritas petani di Kota Sukabumi merupakan kaum tua yang usianya di atas 50 tahun. Untuk itu, pihaknya terus berupaya untuk meningkatkan minat generasi muda terjun ke dunia pertanian untuk menjadi petani, seperti memberikan pelatihan sistem pertanian hidroponik.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan